PERBANDINGAN PELAT LANTAI KONVENSIONAL DAN PELAT LANTAI PRATEGANG
ABSTRAK
Pelat lantai merupakan salah satu dari komponen struktur konstruksi baik pada gedung maupun jembatan yang pada umumnya menggunakan sistem beton bertulang (konvensional). Pelat lantai konvensional kuat dalam kondisi tekan namun lemah dalam kondisi tarik. Karena rendahnya kapasitas tarik maka retak lentur terjadi pada pembebanan yang masih rendah. Untuk mengurangi berkembangnya retak, di berikan gaya prategang pada pelat lantai. Gaya tersebut berfungsi sebagai penyeimbang beban pada penampang di sepanjang bentang pelat lantai. Pada analisa perbandingan pelat lantai konvensional dan pelat lantai prategang harus direncanakan sesuai dengan peraturan beton Indonesia (SNI 2002). Pertama menentukan bentang dan tebal pelat. Setelah itu, di berikan pembebanan dan hitung menggunakan program SAP 2000 v.14. Pilih modul pelat yang memenuhi syarat lendutan ijin maksimim (L/240).
Dari hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa penggunaan prategang memiliki kekakuan yang lebih baik dikarenakan mempunyai bentang 6m x 6m lebih panjang dari pelat konvensional 5m x 5m. Pelat lantai prategang mempunyai volume tulangan lebih sedikit 15,73% dari pelat lantai konvensional. Pelat lantai prategang mempunyai volume beton lebih sedikit 31,36% dari pelat lantai konvensional. Sehingga pelat lantai prategang mempunyai berat sendiri pelat yang lebih kecil dibanding pelat lantai konvensional.
Kata kunci : Pelat, Konvensional, Prategang
S01-5321 | 532 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain