KAJIAN TEKNIS KUANTITAS DAN KUALITAS UDARA PADA TEROWONGAN BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH SAWAHLUNTO - SUMATRA BARAT
ABSTRAK
Tambang bawah tanah membutuhkan pasokan udara bersih yang mencukupi.hal ini dilakukan agar para petambang atau pekerja dapat menikmati kondisi kerja yang aman dan nyaman.dalam penelitian ini dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan udara bersih sesuai standar yang diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum ( Bagian Delapan ). Dimana Kepala Teknik Tambang harus menjamin tersedianya aliran udara bersih yang cukup dengan syarat oksigen tidak kurang dari 19,55%. Total kebutuhan minum udara segar yang dibutuhkan di terowongan BDTBT adalah 10.936 cfm ( 5,161245 / menit), memperhatikan adanya kebocoran udara atau kehilangan udara dari sistem ventilasi sebesar 1 % maka seharusnya rate udara adalah 11.025,63 cfm dan kuantitas udara masuk terowongan sebesar 8.835,81 cfm. Suatu sistem ventilasi yang baik dibutuhkan untuk menunjang kegiatan produksi tambang dalam, maka sistem ventilasi yang digunakan pada terowongan BDTBT adalah dengan menggunakan exhaust fan, dengan menempatkan fan (kipas) di permukaan terowongan I yang dilengkapi dengan pipa udara dengan diameter 50 cm dan panjang 7 meter hingga mencapai titik tengah terowongan II. Distribusi aliran udara ini akan memasok kebutuhan udara segar yang masuk kedalam tambang atau tempat-tempat yang membutuhkan suplai udara seperti pada front kerja yang berada pada terwongan I dan terwongan II. Hasil pengukuran dan peninjauan di lapangan diketahui adanya kebocoran udara pada pintu belakang terowongan 2 yang merupakan batas kemajuan lubang terowongan, juga adanya lubang-lubang pada pintu angin, dan dari hasil pengamatan juga ditemukan kebocoran udara pada crosscut pada terowongan II, sehingga udara yang masuk ke terowongan II, ikut mengalir masuk ke terowongan I. hal ini disebabkan karena pada pintu angin dan cross cut menggunakan kayu dan plastik yang kurang rapat sehingga sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas aliran udara pada terowongan Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto . Dengan memperhatikan adanya kebocoran atau kehilangan udara dari sistem ventilasi sebesar 1 % maka hal ini dapat ditoleransi sesuai MSHA ( Mine Safety and Healt Administration ), dimana kehilangan udara dari sistem ventilasi yang diijinkan adalah 10 % - 25 %.
Kata Kunci : Kuantitas dan Kualitas Udara, Safety, Produktivitas
S11-1661 | 166 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain