Pengaruh jenis zat additive terhadap mutu beton ditinjau pada umur 7 hari dan 28 hari
ABSTRAK
Di Indonesia banyak melakukan pembangunan disegala bidang termasuk pembangunan infrastruktur dimana peran dari ilmu teknik sipil sangat penting. Untuk lebih spesifiknya dalam penggunaan beton sebagai kontruksi bangunan. Berbagai cara untuk mempercepat pengerasan beton dilakukan. Dalam komposisi campuran beton sering kali ditambahkan zat Additive untuk mempercepat proses pengeringan beton. Salah satunya dengan memilih zat Additive yang efisien dan mempunyai kuat tekan beton yang optimum. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui jenis ideal zat Additive yang dapat digunakan untuk campuran beton dan dapat mengetahui pengaruh pemakaian zat Additive terhadap kuat tekan beton. Metode pembuatan benda uji menggunakan beton silinder (Ø 15 cm, tinggi 30 cm) dengan kuat tekan rencana 30 Mpa. Campuran Zat Adiktif yang dipakai 250 ml untuk/sak semen (40kg). Jumlah total benda uji sebanyak 80 buah dengan 4 varian dan tiap varian terdiri dari 20 buah benda uji. Diuji kuat tekan pada usia 7 hari dan 28 hari. Dari hasil pengujian kuat tekan beton antara umur 7 hari dengan 28 hari, pada beton tanpa tambahan zat Additive mengalami kenaikan 17,28%. Pada beton tambahan zat Additive I mengalami kenaikan 19,21%. Pada beton tambahan zat Additive II mengalami kenaikan 21,35%. Pada beton tambahan zat Additive III mengalami kenaikan 22,15%. Hasil uji kuat tekan beton didapat hasil kuat tekan beton yang terbesar pada umur 7 hari yaitu 28,47 N/mm2 (zat Additive III), sedangkan pada umur28 hari yaitu 43,15 N/mm2 (zat Additive III). Berdasarkan uji statistik non parametric metode friedman Ho ditolak karena chi-square hitung 18,844 memiliki nilai lebih besar dari chi-square tabel 7,815, jadi perbedaan jenis zat Additive pada campuran beton mengakibatkan perbedaan yang signifikan terhadap kuat tekan beton.
Kata kunci: kuat optimum, Zat Additive.
S01-3841 | 384 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain