Pengaruh perubahan ketebalan material terhadap kekersan pada proses hardening dengan material ST 42
ABSTRAK
Tuntutan akan kebutuhan suatu logam pada saat ini sudah sangat tinggi, logam mempunyai peranan yang penting dalam dunia industri, terutama untuk kebutuhan kontruksi bangunan ,mesin , jembatan dan lain sebagainya. Perlu di ketahui bahwa logam yang tersedia di pasaran belum tentu sesuai dengan karakteristik yang kita iginkan . Dengan ilmu pengetahuan yang terus berkembang suatu produk harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebelumnya, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan penggunaan, maka kita harus mengetahui karakteristik dan sifat – sifat dari material. Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah baja ST 42, penelitian ini yang diamati adalah mengenai pengaruh beda tebal material terhadap kekerasan pada proses hardening. Proses perlakuan panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu proses pemanasan awal, pemanasan akhir kemudian diholding time lalu diquench dengan media pendingin, dengan menggunakan prinsip - prinsip perlakuan panas akan dapat ditentukan kondisi pemanasan dan temperatur yang harus diberikan terhadap material bila diinginkan sifat mekanis tertentu. Dari hasil analisa data dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa proses hardening dengan temperatur 800o C, 900o C, dan 1000C dengan tebal sampel 8mm, 10mm dan 12mm ditahan didalam tungku pemanas ± 20 menit, dan diquench ke dalam media pendingin air, maka didapatkan bahwa tingkat kekerasan tertinggi terjadi pada saat temperatur 1000 C, kemudian kekerasan menurun pada temperatur 900o C, dan kekerasannya semakin menurun pada temperatur 800o C, dan pada temperatur 800o C inilah yang memiliki tingkat kekerasan terendah. Pada temperatur pemanasan yang sama, semakin tebal material kekerasannya semakin turun, Semakin tinggi temperatur pemanasan, kekerasannya juga semakin tinggi, karena semakin tinggi temperatur pemanasan maka akan semakin banyak sementit yang larut dalam austenit kemudian didinginkan dengan media pendingin yang sama, yang berakibat martensit yang timbul dipermukaan semakin banyak, sehingga kekerasannya meningkat. Kekerasan tertinggi terjadi pada temperatur 1000 o C pada tebal 8 mm dengan Hv = 408,48 kg/mm2 tebal 12 mm dengan Hv = 232,1 kg/mm2 dan kekerasan terendah pada pada temperatur 800o C.
Kata kunci : Perlakuan panas, Hardening dan Martensit.
S02-451 | 45 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain