PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WAHANA PEMBINAAN REMAJA TERLANTAR DI BANGKALAN Tema : Arsitektur Berwawasan Perilaku
ABSTRAK
Pasca selesainya jembatan Suramadu, ada dampak negatif yang kurang begitu diperhatikan pemerintah pusat dan daerah, yakni masalah sosial. dari data dinas sosial jawa timur, Unit Pelaksana Tugas Pamekasan yang menaungi para remaja terlantar di pulau Madura hanya menampung 9% klien per tahunnya. ini sangat tidak mencukupi untuk menampung populasi remaja terlantar di pulau madura.
Pelayanan sosial kepada anak remaja bermasalah / remaja putus sekolah dapat mencegah, mengendalikan, serta mengatasi masalah sosial. diharapkan wahana pembinaan ini mampu membentuk remaja yang berkualitas baik dari ilmu pendidikan, keterampilan dan moral, agar mereka mempunyai kegiatan yang produktif dan berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Pada wahana pembinaan remaja terlantar ini menggunakan tema Arsitektur Berwawasan Perilaku yaitu dengan tatanan lahan, bentuk dan ruang yang sesuai dengan perilaku di lingkungan asal remaja berada. konsep makronya yaitu "welcome" yang bertujuan membuat para remaja tersebut masuk dengan sukarela untuk dibina. tatanan lahan dirancang dengan konsep ”interaksi" dimana lahan dibuat memusat yang mampu memberikan hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. sedangkan bentuk dirancang dengan konsep "adaptif" dimana bentuk dibuat antara lain dengan atap-atap miring, pemakaian finishing seperti tempat asal remaja tersebut dan kombinasi warna yang memberikan efek psikologis memberi semangat. untuk ruang dirancang dengan konsep "edukatif" dimana ruang dibuat dengan material yang telah dikenal remaja sehingga remaja merasa seperti dilingkungan asal dan menerima pembinaan dengan baik.
KATA KUNCI : PEMBINAAN, REMAJA, PERILAKU
S04-3611 | 361 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain