Analisa sistem manufaktur pada proses pembuatan tube pasta gigi di PT. Lamipak Primula Indonesia
ABSTRAK
Dalam usaha untuk mendirikan suatu perusahaan tentunya kita akan berusaha berfikir bagaimana cara kita untuk bisa mengembalikan modal dan tentunya kita juga berfikir bagaimana dalam menjalankan usaha tersebut kita bisa mendapatkan keuntungan. Dengan begitu kita harus memahami tentang teori titik impas atau teori B.E.P terlebih dahulu, salah satunya yaitu dengan
mempertimbangkan kelayakan dalam berinvestasi agar tidak mengalami kerugian, termasuk juga dalam produk tube pasta gigi yang merupakan produksi dari PT Lamipak Primula Indonesia yang perlu kita analisa agar dapat diketahui berapa minimal perusahaan harus berproduksi untuk menjual barang tersebut agar tidak terjadi kerugian.
Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan beberapa analisa antara lain, dengan menghitung waktu produksi dari perusahaan tersebut , yang kemudian dapat diketahui kapasitas produksi untuk mengetahui biaya produksi dalam proses pembuatan tube pasta gigi setiap unitnya. Dilanjutkan dengan analisa titik impas dengan menggunakan metode Break Event Point (metode B.E.P).
Setelah menganalisa dan melakukan perhitungan, maka didapatkan waktu produksi Tp = 0,00807 menit per unit. Dari waktu produksi yang kita dapatkan maka didapatkan laju produksi adalah Rp = 7435 unit / jam, sehingga didapatkan kapasitas produksi tiap bulannya sebanyak 1.784.400 unit / bulan. Dari hasil analisa didapat titik impas dari perusahaan tersebut 129.073 unit untu tiap bulannya. Jadi N nyata > N BEP sehingga dapat diketahui bahwa peruasahaan mendapatkan keuntungan dan didapatkan margin of safety ratio sebesar 93 %.
Kata kunci : Analisis Sistem Manufaktur, tube pasta gigi, Break Event Point.
S02-1021 | 102 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain