Pengaruh beda sudut potong utama terhadap rasio pemampatan tebal geram pada dua material yang berbeda dengan menggunakan mesin bubut konvensional type JXCJ 46
ABSTRAKSI
Dalam proses permesinan ada banyak hal yang tercakup didalamnya, salah satunya adalah proses pemotongan logam. Pada proses diperlukan perkakas yang dapat menghasilkan geram adalah pahat. Oleh karena itu, jika terjadi kesalahan dalam penggunaan perkakas potong ini mengakibatkan pahat tidak bisa memberi hasil yang optimal, dalam arti kata benda kerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Besar dan kecilnya sudut pemakanan pahat akan mempengaruhi rasio tebal geram. Dari latar belakang di atas permasalahan yang timbul pada proses pemesinan ˆbagaimana pengaruh beda sudut potong utama terhadap rasio tebal geram dengan material yang berbeda ˜. Untuk material ST 40 didapatkan untuk pemotongan dengan putaran poros 700 rpm dengan sudut potong utama ( Kr ) 45°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 5,62. Untuk pemotongan dengan sudut potong utama ( Kr ) 60°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 4,38. Untuk pemotongan dengan putaran poros 900 rpm dengan sudut potong utama ( Kr ) 45°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 5,28. Untuk pemotongan dengan sudut potong utama ( Kr ) 60°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 3,52. Untuk material kuningan di dapatkan untuk pemotongan dengan putaran poros 700 rpm dengan sudut potong utama ( Kr ) 45°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 2,04. Untuk pemotongan dengan sudut potong utama ( Kr ) 60°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 1,30. Untuk pemotongan dengan putaran poros 900 rpm dengan sudut potong utama ( Kr ) 45°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 1,68. Untuk pemotongan dengan sudut potong utama ( Kr ) 60°di dapatkan harga rata-rata untuk rasio pemampatan tebal geram sebesar 1,18. Untuk analisa statistik material ST 40 didapatkan H1 0 ditolak berarti tidak ada perbedaan penggunaan besarnya sudut potong utama dan putaran poros terhadap rasio pemampatan tebal geram pada proses bubut dengan material ST 40 untuk analisa statistik material kuningan didapatkan H1 0 ditolak berarti tidak ada erbedaan penggunaan besarnya sudut potong utama dan putaran poros terhadap rasio pemampatan tebal geram pada proses bubut dengan material kuningan.
Kata kunci: Turning, HSS, ST 40, Kuningan
S02-2731 | 273 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain