Analisis manufaktur pada proses pembuatan dek roda depan mesin gilas 6 Ton (MG - 6) dengan material ST 40 di PT. Barata Indonesia
ABSTRAK
Pentingnya pemahaman titik impas atau teori BEP menjadi salah satu alasan agar suatu perusahaan tidak mengalami kerugian. Termasuk juga produksi Dek Roda Depan Pada Mesin Gilas 6 Ton (MG – 6) yang diproduksi PT. BARATA INDONESIA perlu dianalisa untuk mengetahui berapa nilai minimal perusahaan memproduksi dan menjual produk.
Untuk memecahkan masalah tersebut perlu beberapa analisa antara lain, dengan menghitung laju produksi, kemudian dapat mengetahui kapasitas produksi. Setelah itu menghitung biaya produksi untuk mengetahui berapa biaya per unitnya yang dibutuhkan untuk membuat Dek Roda Depan Pada Mesin Gilas 6 Ton (MG – 6). Kemudian menghitung titik impas dengan menggunakan metode Break Event Point (BEP), sehingga diketahui titik impas dari pembuatan Dek Roda Depan supaya tidak mengalami kerugian.
Setelah menganalisa dan melakukan perhitungan, maka didapatkan waktu produksi untuk pembuatan Dek Roda Depan Pada Mesin Gilas 6 Ton (MG – 6) Tp = 25,95 menit per unit. Dari waktu produksi yang sudah diketahui maka didapatkan laju produksi adalah Rp = 0,039 unit per menit, sehingga didapatkan kapasitas produksi tiap bulannya sebanyak 76 unit per bulan, sedangkan demand atau permintaan dari konsumen sebanyak 70 unit per bulannya, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu memenuhi demand sehingga tidak diperlukan kerja over time. Dari hasil analisa didapat titik impas dari perusahaan tersebut 58 unit untuk tiap bulannya. Jadi Nnyata> NBEPsehingga dapat diketahui bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan dan didapatkan margin of safety ratio sebesar 17,14 %.
Kata-kata kunci : Waktu Produksi, Kapasitas Produksi, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Break Event Point.
S02-3411 | 341 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain