PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT GALERI DAN EDUKASI KOMUNITAS KREATIF SURABAYA
ABSTRAK
Surabaya sebagai kota metropolitan ke dua di Indonesia mempunyai potensi dalam
pengembangan industri kreatif didukung dengan adanya jaringan kreatif, acara kreatif, institusi
pendidikan kreatif, serta ruang-ruang publik kreatif. Belum adanya tempat atau bangunan yang dapatmenampung komunitas kreatif khususnya dibidang teknologi di Surabaya sebagai saranapembelajaran, pengembangan, serta pembinaan kemandirian dan marketing pada ekonomi kreatif,menjadi alasan mengapa perlu di bangun Pusat Galeri dan Edukasi Komunitas Kreatif di kota Surabaya. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif, studi lapangan dan studi literatur. Metodepengumpulkan data studi lapangan diperoleh dari survey langsung ke lokasi obyek yang dipilih yaitu
C2o Library & collabtive Surabaya dan Balai pemuda Surabaya. Metode pengumpulkan data studiliteratur diperoleh melalui media internet, obyek yang dipilih adalah Komplek gedung KomunitasSalihara, Jakarta dan Platform of Arts and Creativity / Pitagoras Group, Portugal.
Perencanaan dan perancangan Pusat Galeri dan Edukasi Komunitas Kreatif Surabaya iniberlokasi di Jl. Jend. A Yani No.268 Kelurahan Menanggal, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.Yang memiliki luas tapak 3,7 hektar. Adapun batas-batasnya yaitu: sebelah utara berbatasan dengankantor LLAJ Jawa Timur, sebelah selatan, berbatasan dengan permukiman penduduk, sebelah baratberbatasan dengan permukiman penduduk. Desain rancangan terdiri dari fasilitas utama yaitu : fasilitasgaleri, fasilitas edukasi, fasilitas co-working space. Fasilitas penunjang yaitu: fasilitas parkir pengelola,
fasilitas parkir pengunjung, fasilitas pengelola, fasilitas komersil, fasilitas ibadah, dan fasilitas servis.
Pendekatan tema Arsitektur postmodern dengan aliran postmodern space yaitu denganmenciptakan ruang-ruang dengan dengan sudut tajam (bidang miring diagonal), ruang-ruangmengalami pergeseran aksis, serta menciptakan keseimbangan asimetris. Konsep makro yangdigunakan adalah bebas yaitu dapat menunjang aktifitas para komunitas agar bebas dalam berkaryadan berimajinasi. Penerapan konsep bebas pada desain yaitu dengan menciptakan bentukan arsitekturyang tidak terpaku pada bentuk tertentu, pola, atau modul ukuran yang mengikat, pada tatanan lahan,bentuk, dan ruang. Konsep mikro tatanan lahan adalah bebas terbatas yaitu memberikan kebebasandalam mencapai bangunan yang didinginkan namun tetap dibatasi aksesnya. Penerapanya pada
desain dengan menciptakan pola sirkulasi yang linier namun tetap memberikan kebebasan dalammencapai bangunan, dapat dicapai secara langsung maupun secara tidak langsung serta memilikibatasan yang jelas untuk zona publik dan zona privat. Konsep mikro bentuk ekspresif yaitu menciptakanbentuk yang mampu mengungkapkan ekspresi dari penggunan bangunan, yaitu para komunitas kreatif.Penerapannya pada desain yaitu melalui perpaduan unsur garis lurus, miring, dan lengkung sertapenggunaan pola digital pixel pada fasad bangunan yang menggunakan warna digital RGB dan CMYK.
Sedangkan konsep mikro ruang adalah energik merupakan analogi dari karakter anak muda yaitu
energik dan produktif, penerapanya pada desain ruang yaitu dengan memberikan warna-warna yangcerah dan kontras pada interior, menata perabot secara menarik serta memperbanyak ruang komunaluntuk bersosial.
Kata Kunci : galeri, komunitas kreatif, post modern
S04-4281 | 428 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain