PERANCANGAN DAN PERANCANAAN GEDUNG APRESIASI MUSIK BLUES DI SURABAYA
ABSTRAK
Aliran musik blues lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi pada akhir
abad 19 sekitar tahun 1895 dan terus berkembang hingga kini. Musik ini lahir dari dikehidu pan para
budak ras Afrika yang bekerja sebagai buruh tani di Amerika. Musik blues adalah seni menyanyikan
ratapan, keluhan dan cacimaki. Kemunculanya sebagai musik kritik yang tua, blues mulai dilihat
sebagai jenis seni yang memberikan perubahan bagi musik di dunia karena progresi musik yang luas.
Penggemar dan musisi blues di Surabaya cukup banyak, akan tetapi tak ada wadah yang dapat
menampung kreatifitasnya secara khusus. Banyak juga pemuda di Surabaya yang belum mengetahui
jenis musik tua ini sebagai jenis musik yang menjadi akar dari musik modern hingga kini. Fasilitas
yang representatif sangat diperlukan sebagai bentuk apresiasi terhadap jenis musik ini.
Dengan melalui proses identifikasi gedung musik, dilanjutkan dengan studi kasus lapangan
Lokananta Musik Recording Surakarta, The Equalizer Bekasi, TIM Jakarta. Sedangkan studi kasus
literatur Claude Debussy Conservatory Perancis dan Yotoco Music School Kolombia. Konsep makro
rancangan adalah “Call and Respond” dengan mempertimbangkan seluruh potensi ta pak. Berikut
konsep mikro pada lahan adalah “Merubah Realita”, kemudian pada bentuk “Kepalsuan” dan konsep
ruang “Melankolis dan Perlawanan”.
Pendekatan perancangan dengan tema Arsitektur Lingkungan. Adapun konsep tatanan lahan
“Merubah Realita” diwujudkan dengan memberikan dua cluster dengan suasana landscape berbeda
dalam satu tapak. Konsep Bentuk “Kepalsuan” diwujudkan dengan memberikan dimensi panjang,
lebar dan tinggi tidak sesuai dengan standar data. Dari pengaturan tersebut maka tercipta bentuk
yang tidak mencerminkan ruang dalamnya. Konsep Ruang “Melankolis dan Perlawanan” diwujudkan
dengan memberikan 2 suasana ruang. Pada ruang melankolis dibuat dengan suasana sempit
menggunakan ketinggian, warna dan material ruang. Sedangkan pada ruang perlawanan dibuat
dengan suasana yang luas, kebalikan dari ruang melankolis. Diharapkan dengan adanya Gedung
Apresiasi Musik Blues ini dapat menjadi tempat yang menumbuhkan kreatifitas, pengetahuan dan
sikap kritis dalam bermusik.
Kata Kunci : Musik Blues, Arsitektur Lingkungan, Call and Respond, Merubah Realita, Kepalsuan,
Melankolis dan Perlawanan
S04-4421 | 442 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain