PERANCANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN KOMPLEKS TAPAL BATAS DI PULAU SEBATIK
ABSTRAK
Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, dan Australia.
Banyak perbatasan Indonesia yang pembangunannya tertinggal dengan Negara tetangganya. Salah
satunya perbatasan yang berda di Pulau Sebatik. Pulau Sebatik merupakan sebuah pulau yang
berada di provinsi Kalimantan Utara kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung denangan
Malaysia. Pulau ini terbagi dua, bagian selatan merupakan milik Indonesia sedangkan bagian utara
milik Malaysia. Pemabangunan perbatasan Malaysia lebih maju daripada perbatasan Indonesia, hal
ini di buktikan adanya kota besar yang berada tepat di seberang pulau sebataik yaitu kota Tawau
yang merupakan kota madya provinsi Sabah Malaysia. Hal ini menyebabkan berlakunya dua mata
uang yaitu ringgit dan rupiah selain itu produk-produk malysia banyak mendominasi dan merupakan
kebutuhan pokok masyarakat di Pulau Sebatik. Tentu saja hal-hal tersebut dapat menurunkan rasa
nasionalisme masyarakat perbatsan pulau sebatik. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan
untuk mengembangkan Kompleks Tapal Batas di wilayah perbatasan Indonesia agar wilayah
perbatasan Indonesia bias lebih maju dan berkembang khususnya di Pulau Sebatik.
Proses Perancangan Kompleks Tapal Batas ini meliputi beberapa tahapan yaitu mulai dari
identifikasi, studi kasus, program rancangan dan konsep dasar rancangan. Setelah melalui tahapantahapan
tersebut maka diperoleh hasil rancangan yang berupa konsep makro dan konsep mikro
pada Kompleks Tapal Batas yang akan diterapkan pada desain tatanan lahan, bentuk bangunan
dan desain ruang. Selain itu juga dalam proses perancangan digunakan pendekatan dengan desain
arsitektur berwawasan lingkungan sebagai dasar desain.
Tema arsitektur berwawasan lingkungan, serta konsep makro adaptif merupakan hasil dari
proses perancangan Kompleks Tapal Batas yang diaplikasikan pada tatanan lahan, bentuk
bangunan dan ruang. Pada konsep makro dibagi lagi menjadi beberapa konsep mikro yang
diterapkan pada transformasi tatanan lahan menggunakan konsep mikro komunikatif dimana dalam
konsep ini menggunakan pola linier yang menjadi pengarah bagi pengunjung untuk mengarahkan
mereka ke berbagai fasilitas, sedangkan dalam transformasi bentuk bangunan menggunakan
konsep mikro artistik dimana bentuk - bentuk artistik yang ada pada unsur budaya setempat
tepatnya ukiran dayak serta bentuk rumah panjang khas suku dayak di olah dan dikembangkan
dengan desain bentuk adaptif yang merupakan bentuk-bentuk desain tanggap terhadap kondisi iklim
dan lingkungan sekitar, dan pada transformasi konsep ruang digunakan konsep mikro fungsional
dimana tiap ruang ruang memiliki kesan ruang yang dapat mewadahi kegiatan yang ada pada
bangunan dan luar bangunan secara optimal sehingga pengunjung merasa nyaman dan terarahkan
dengan baik. Diharapkan dengan adanya Kompleks Tapal Batas di Pulau Sebatik dapat menjadi
wajah baru dan terdepan bagi perbatasan Indonesia baik dari segi birokrasi perbatasan
maupun wisata tapal batas untuk masyarakat perbatasan di Pulau Sebatik .
Kata Kunci : Kompleks, Tapal Batas, Arsitektur Berwawasan Lingkungan
S04-4561 | 456 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain