PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KOMPLEKS LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOBA KHUSUS WANITA DI SURABAYA
ABSTRAK
Lokasi pada proyek ini berada di Jalan kalianak, Surabaya, Jawa Timur berada di kawasan Surabaya utara.
Luas lahan yang digunakan adalah 2.8 hektar. Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di
bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen
Kehakiman). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
bisa juga yang statusnya masih tahanan. Permasalahan yang timbul dari lembaga pemasyarakatan ini ada beberapa
dari Kurangnya daya tampung lapas atau rutan untuk menampung narapidana dan tahanan di Indonesia, Masih
minimnya lapas yang memiliki fasilitas gedung rehabilitasi, Banyaknya perempuan yang terjebur ke dunia kelam dan
menyebabkan mereka mencoba obat-obatan terlarang(narkotika) yang merupakan permaslahan umum lalu
permasalahan khususnya dari bentuk yang Bagaimana menciptakan bentuk . yang dapat menjadi wadah narapidana
dan tahanan agar nyaman berada di dalam Lembaga pemaasyarakatan hingga Bagaimana menciptakan bentuk
Kompleks Kompleks Lembaga Pemasyarakatan Narkoba Khusus Wanita disurabaya yang dapat menyesuaikan
dengan tapak dengan penguatan dari segi psikologis. Permasalahan tatanan lahan dari Bagaimana menciptakan tatanan
lahan yang berkesinambungan antara ruang luar dan ruang dalam pada tapak untuk memberi kesan aman bagi
lingkungan sekitar dan Bagaimana menciptakan tatanan lahan yang memperhatikan segi keamanan agar narapidana
dan tahanan sulit untuk kabur. Permasalahan bentuk dari Bagaimana menciptakan ruang yang mampu membuat
narapidana atau tahanan menjadi betah di dalam Lembaga Pemasyarakatan dan Bagaimana menciptakan ruang yang
mampu membuat pengunjung tidak takut untuk berkunjung ke dalam Lembaga pemasyarakatan. Tema yang
digunakan adalah perilaku yang di terapkan melalui teori penafsiran tentang perilaku dalam perancangan arsitektural,
kaitan antara penghuni, bangunan dan hubungan di antara keduanya dalam konteks perilaku serta teknik perancangan
arsitektur berbasis perilaku. Konsep makro adalah teknologi keaman untuk menjaga narapidana agar tidak mudah
untuk melarikan diri. Konsep mikro tatanan lahan adalah teknologi keamanan jadi terdapat banyak menara pantau di
setiap sisi. Konsep mikro ruang adalah aman agar narapinana tidak mudah melarikan diri. Konsep mikro bentuk adalah
keamanan berlapis yang menerapkan disetiap sisi tidak mudah untuk bobol. Tujuan yang diharapan oleh pembagunan
lembaga pemasyarakatan ini dapat mengurangui daya tampung lapas yang lain untuk menjadi tempat rehabilitasi
wanita yang terkena narkoba. Diharapkan dengan konsep ini dapat menciptakan desain yang memberikan ruang
untuk daya tampung narapidana di Surabaya.
Kata kunci: Surabaya, lembaga pemasyarakatan, perilaku
S04-4771 | 477 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain