PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ANGGREK HITAM DI SAMARINDA UTARA, KALIMANTAN TIMUR
ABSTRAK
Anggrek Hitam mengalami penurunan populasi dalam kisaran 5 tahun terakhir
penyebabnya adalah kerusakan hutan, pemburuan liar, dan kebakaran hutan yang
terjadi di Kalimantan Timur beberapa tahun lalu. Dengan kondisi tersebut spesies
endemik ini akan mengalami kepunahan jika tidak dilestarikan. Pusat penelitian dan
pengembangan ini bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan anggrek hitam
agar populasinya tetap terjaga dan sekaligus meneliti zat yang terkandung di dalam
anggrek tersebut untuk kegunaannya di masa depan.
Lokasi yang terpilih menjadi tapak pusat penelitian ini adalah Samarinda
Utara tepatnya di Jalan Rimbawan Dalam, Kebun Raya Samarinda dengan luas
tapak sekitar 1,6 hektar. Batas tapak pada sisi Utara adalah Kebun Raya Samarinda
dan sisi Selatan tapak adalah Hutan Konservasi Kebun Raya Samarinda. Untuk
batas Barat tapak terdiri dari Hutan Konservasi dan Jalan Rimbawan Dalam
sedangkan sisi Timur tapak adalah Hutan Konservasi dari Kebun Raya Samarinda.
Pusat Penelitian dan Pengembangan ini memiliki fasilitas utama yang terdiri dari
gedung lab kultur jaringan, gedung lab hama dan penyakit, gedung lab
pengembangan, dan greenhouse. Untuk fasilitas penunjang terdiri dari gedung
administrasi dan pengelola, galeri anggrek, musholla dan MEE.
Pusat Penelitian dan Pengembangan ini menerapkan tema Arsitektur
Berwawasan Lingkungan yang diterapkan pada tananan lahan yang mengikuti
kondisi alam dengan tata massa bangunan yang menyesuaikan dengan kondisi
tapak. Selain pada tatanan lahan juga penerapannya terhadap bentuk dan ruang
bangunan, di mana bentuk bangunan didesain dengan bentukan yang
menyesuaikan dengan iklim dan cuaca sekitar tapak dan ruangan yang memiliki
banyak bukaan sehingga pertukaran udara dapat berlangsung dengan baik. Untuk
pendekatan desain konsep yang digunakan adalah konsep makro ramah lingkungan.
Secara keseluruhan konsep rancangan mengacu pada keselarasan antara alam
dengan bangunan sehingga tidak merusak ekosistem dan mampu memberikan
dampak positif bagi lingkungan sekitar. Penerapan konsep tatanan lahan “Organik”
menciptakan sirkulasi linier pada tapak yang memudahkan pengunjung dan
pengelola untuk mengakses fasilitas. Untuk penerapan konsep “Adaptif” pada
bentuk, diciptakan bentuk bangunan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
berdasarkan bentuk dari arsitektur daerah Kalimantan Timur. Bentuk dasar
bangunan berupa persegi panjang dengan atap limas yang terbuat dari material
sirap. Bentuk ini memudahkan bangunan untuk beradaptasi dari kelembaban dan
memudahkan masuknya udara dan sinar matahari ke dalam bangunan. Penerapan
konsep ruang “Efektif” menghasilkan ruang yang dapat memberikan kenyamanan
thermal dengan pencahayaan dan penghawaan alami. Ruang didesain dengan
menggunakan material alami dengan aksen kayu yang dapat meberikan suasana
natural. Selain bagi manusia, ruangan juga dapat memberikan kenyamanan untuk
tanaman anggrek sehingga dapat tumbuh dengan baik
Kata Kunci: Anggrek Hitam, Arsitektur, Lingkungan, Samarinda.
S04-4811 | 481 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain