PROTOTYPE ALAT PENGERING SAGU LEMPENG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA16
ABSTRAK
Kendala utama yang dialami oleh produksi sagu lempeng adalah permasalahan pada
penjemuran. Penjemuran dibawah sinar matahari akan terhambat jika turun hujan.
Sifat cuaca Indonesia yang cenderung tropis, memiliki intensitas curah hujan tinggi.
Integrasi sensor dan teknologi mikrokontroler mendukung lahirnya beberapa inovasi
berbasis sistem otomatis. Dari masalah diatas, penulis menemukan ide untuk
membuat alat pengering sagu lempeng otomatis. Alat tersusun oleh rancangan
mekanik dan sistem elektronika. Rancangan mekanik menunjang dalam sistem buka
tutup kanopi saat terjadi hujan dan elemen pemanas untuk memanaskan suhu ruangan
agar produksi tetap berlangsung. Sistem elektronika terdiri dari sensor hujan, sensor
LDR dan LM35 . Sensor hujan digunakan tipe resistif dan tranduser intensitas
menggunakan LDR (Light Dependent Resistor). Cara kerja alat ini adalah mendeteksi
adanya cahaya atau sedang turun hujan dengan melalui sensor hujan dan sensor
LDR. Algoritma sistem dikuantisasi menjadi empat kondisi, yaitu cerah-hujan, cerahkering,
mendung-hujan dan mendung-kering. Pada masing-masing kondisi cuacalingkungan,
akan mempengaruhi pergerakan mekanik, yaitu proses buka tutup
kanopi. Dari percobaan proses penjemuran makanan sagu tidak berhenti ketika hujan
turun, dimana jika sensor LDR mendeteksi sinar maka motor DC akan menarik atap
untuk membuka, ketika sensor hujan mendeteksi adanya air maka atap akan menutup,
dan heater otomatis akan menyalah sebagai pemanas ruang, dan didapat hasil bahwa
pengeringan secara manual membutuhkan waktu yang lebih lama rata-rata 8 jam
dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu. Sedangkan jika menggunakan
pengeringan otomatis dengan heater waktu yang dibutuhkan rata-rata 7 jam dengan
hasil sama kering
Kata Kunci : cahaya, hujan, sagu lempeng, mikrokontroler, sensor.
S14-1311 | 131 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain