Kaji eksperimen temperatur pahat dan benda kerja sebagai fungsi kedalaman potong pada proses turning
ABSTRAK
Panas yang timbul selama pemotongan logam adalah sebagai akibat pertukaran energi mekanik menjadi energi kalor. Panas yang terjadi dalam proses perautan atau pemotongan logam adalah akibat terjadinya deformasi plastis pada lapisan benda kerja yang disayat serta adanya gesekan yang terjadi antara pahat dengan benda kerja. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kedalaman potong terhadap temperatur pahat dan benda kerja pada proses turning dengan menggunakan material benda kerja ST42. Pada setiap pengujian kedalaman potong divariasikan agar terlihat pengaruhnya terhadap temperatur pahat dan benda kerja. Dengan putaran spindel, feeding, sudut potong utama, sudut geram dan waktu pemotongan adalah konstan.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan material benda kerja ST42 didapatkan tegangan dan temperatur pada pahat dan benda kerja. Dengan kedalaman potong (mm) yaitu: 0.50 ; 1.00 ; 1.50 ; 2.00 ; 2.50 ; 3.00 didapatkan tegangan emf pada pahat (mV) yaitu: 0.20 ; 0.40 ; 0.67 ; 1.07 ; 1.63 ; 2.40 dan temperatur pada pahat (ºC) yaitu: 58.80 ; 73.60 ; 93.26 ; 121.68; 160.06 ; 210.23 serta tegangan yang terjadi pada benda kerja (mV) yaitu: 0.10 ; 0.30 ; 0.57 ; 0.87 ; 1.20 ; 1.50 dan temperatur pada benda kerja (ºC) yaitu: 51.31 ; 66.23 ; 86.02 ; 107.57 ; 130.74 ; 151.31. Dengan demikian semakin besar kedalaman potong yang digunakan pada proses perautan makatemperatur yang terjadi pada pahat dan benda kerja juga semakin besar. Temperatur yang terjadi pada pahat lebih besar dari pada temperatur yang terjadi padabenda kerja, ini terjadi karena selain pahat menerima panas dari gesekan yang terjadi antara pahat dengan benda kerja, pahat juga menerima panas dari geram.
Kata kunci: Tegangan emf pahat, Temperatur pahat, Tegangan emf benda kerja dan Temperatur benda kerja.
S02-4501 | 450 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain