TEKS
PEMANFAATAN BUAH SALAK BUSUK (Salacca zalacca) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL
ABSTRAK
Sampah buah salak busuk yang sering ditemukan di pasar buah atau
perkebunan dalam jumlah yang banyak dan belum ada pemanfaatan untuk limbah
buah salak tersebut. Banyaknya jumlah glukosa dalam buah salak berpotensi
menghasilkan alkohol dengan bantuan aktifitas mikroba. Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk memanfaatkan limbah salak busuk sebagai bahan baku
pembuatan bioetanol mulai dari kandungan glukosa buah salak, kandungan etanol,
pengaruh suhu dan pH dan kesesuaian kandungan bioetanol yang dihasilkan
dengan kriteria campuran bahan bakar fosil.
Penelitian ini menggunakan variasi penambahan berat ragi roti
(Saccaromyches Cerevisiae) dan variasi buah, antara buah busuk dan buah salak
bagus. Proses fermentasi dilakukan selama 7 hari dengan pengecekan rutin
parameter suhu dan pH setiap harinya. Reaktor yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 12 (dua belas) reaktor fermentasi, diamana reactor 1 sampai 6 untuk
salak bagus dan reactor 7 hingga 12 untuk salak busuk dengan penambahan ragi
yang sama sebesar 30g; 37,5g; 45g; 52,5g; 60g; dan 67,5g.
Kandungan glukosa dalam salak buah busuk sebesar 1,16% dan salak
bagus sebesar 4,45%. Pada salak busuk di dapatkan kadar etanol sebesar 59 –
99,5% sedangkan salak bagus sebesar 61 – 99,7%. Suhu fermentasi yang baik
untuk pembentukan bakteri Saccaromyches Cerevisiae dalam melakukan proses
fermentase yaitu 29 0 C – 35 0 C dan pH optimum untuk pertumbuhan bakteri
sebesar 3-4,5. Bioethanol yang dihasilkan oleh salak bagus dengan penambahan
ragi 67,5 gram sebesar 99,7% dan untuk salak busuk bioethanol yang dihasilkan
sebesar 99% dengan penambahan ragi 67,5 gram dengan demikian bioethanol dari
buah salak memungkinkan jika dijadikan sebagai bahan campuran bahan bakar
fosil.
Kata Kunci: Bioetanol , Buah Salak, Distilasi, Fermentasi, Ragi
S09-2361 | S09-2361 RIF 2019 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain