TEXT
FASILITAS URBAN FARMING AKUAPONIK VERTIKAL DI SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
BSTRAK
Pada saat ini lahan bercocok tanam di Kota Samarinda semakin berkurang, hal ini karena
semakin maraknya permukiman dan pembangunan di pusat Kota Samarinda. Jumlah
penduduk Kota Samarinda 726.233 jiwa dan kota ini memiliki luas wilayah 718 km2 dengan
jumlah penduduk yang semakin menyebar di Kota Samarinda lahan untuk pertanian
sangatlah semakin minim. Saat ini kondisi masyarakat Kota Samarinda tentang bercocok
tanam secara organik atau urban farming sangatlah minim. Sejauh ini di Kaltim budi daya
sayur organik segar masih jauh panggang dari pada api. Secara umum para petani merasa
pesimis jika harus bercocok tanam secara organik. Itulah yang membuat pasar sayuran
organik di Kaltim khususnya Samarinda masih lesu. apalagi dengan konotasi bahwa
menanam sayur organik membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal. Pola pikir seperti ini
yang bisa membuat masyarakat luar Jawa ketinggalan dalam masalah pekembangan budi
daya tanaman organik. Dari hasil penelitian bahwa sudah saatnya masyarakat bercocok
tanam dengan sistem yang bisa memudahkan masyarakat memahami tentang bertanam
secara organik. Sistem bercocok tanam dengan metode akuaponik merupakan solusi
bercocok tanam secara organik. Berangkat dari permasalahan ini solusi tepat adalah
menciptakan Fasilitas Urban Farming Akuaponik Vertikal yang berada di tengah
permukiman warga atau pusat Kota Samarinda dan Solusi ini diharapkan mampu
menyediakan fasilitas di tengah kota untuk masyarakat Samarinda yang ingin mempelajari
maupun turut andil dalam perkembangan urban farming akuaponik dan diharapkan
berkembang hingga 1-5 tahun kedepan.
Kata kunci: Urban Farming, Akuaponik, Vertikal, Samarinda
S04-5841 | S04-5841 EFF 2020 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain