TEXT
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KOMPLEK PENGOLAHAN PETIS DAN WISATA KULINER DI DESA SOCAH, BANGKALAN, MADURA
ABSTRAK
Madura adalah kota yang terkenal dengan produksi petis. Petis merupakan bahan
baku makanan yang berbeda dari yang lainnya. Makanan khas madura tidak sedikit yang
menggunakan bahan petis, salah satunya makanan khas dari Madura seperti Rujak. Di Era
modern ini, hampir semua orang masyarakat kurang menyukai makanan Nusantara seperti
Makanan khas Madura yang banyak menggunakan bahan baku petis. Makanan yang
mengandung petis ini, tidak banyak disukai karena Masyarakat lebih suka makanan cepat saji
diera zaman modern ini.Petis terkenal dengan aromanya yang tidak sedap, sehingga
peminatnya juga tidak banyak.Hal ini, menjadi alasan mengapa perlu dibangun Komplek
Pengolahan Petis dan Wisata Kuliner ini. Metode yang digunakan adalah deskriptif, studi
lapangan,dan studi literatur. Metode pengumpulan data studi lapangan diperoleh dari survey
langsung ke lokasiobyek yang dipilih yaitu tempat pengolahan petis Husniah di Madura, Food
Junction di Surabaya dan Tempat kuliner De Shatifa Cafe and Resto di Pasuruan. Metode
pengumpulan Data literatur diperoleh melalui internet obyek yang dipilih adalah Pabrik PABP
T-HAM di Taiwan dan Bavarian Haus Bratwurst'n Grill di Bogor. Obyek literatur sesuai Tema
Arsitektur berwawasan lingkungan, menggunakan obyek pada bangunan Pertanian Organik
Tangshan / Archstudio di Tiongkok dan Rumah Dr.Heinz Frick di Semarang.
Perencanaan dan Perancangan Komplek Pengolahan Petis dan Wisata Kuliner ini
berlokasi di Jl.Sembilangan, desa Socah, Bangkalan Madura. Memiliki luas tapak 2,5 Hektar.
Untuk menarik minat masyarakat secara Arsitektural, menggunakan standarisasi desain
komplek pengolahan dan wisata kuliner Sehingga menghasilkan desain sesuai kajian teori
dan juga data arsitek yang sesuai. Pada laporan ini, dominan menggunakan jurnal, dan juga
data arsitek Neufert.Desain rancangan terdiri dari fasilitas utama yaitu fasilitas penerima,
wisata kuliner, dan pengolahan petis.fasilitas penunjang lainnya yaitu masjid,cold storage,
pengolahan bahan mentah, fasilitas servis, dsb.
Pendekatan Tema Arsitektur Berwawasan Lingkungan menciptakan ruang-ruang
yang ramah lingkungan. Konsep Makro yang digunakan adalah Ramah Lingkungan. Konsep
mikro Tatanan lahan yaitu Rekreatif, sehingga pengunjung tidak merasakan tempat
pengolahan petis saja, tetapi juga Wisata Kuliner. Penerapannya pada sirkulasi pengunjung
tidak membosankan, dan kaku. Sirkulasi yang digunakan luwes, dan dilengkapi sofscape dan
hard scape sebagai penunjang tatanan lahan. Konsep pada bentuk bangunan menggunakan
Ekspresif,mencipatakan bentuk sesuai identitas kegunaan bangunan tersebut. Penerapannya
pada desain ekspresif ini menggunakan penanda pada bangunan yaitu udang dan bawang
putih sebagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat pengolah petis. Pada bentuk juga
tidak melupakan konsep makro yaitu ramah lingkungan, sehingga bentuk menyesuaikan
konsep yang ramah lingkungan. Pada Ruang menggunakan konsep mikro Ramah
lingkungan, sehingga dominan yang digunakan adalah penghawaan dan pencahayaan alami,
serta pada pengolahan dan cold storage juga harus memperhatikan konsep ramah lingkungan
juga meskipun menggunakan dinding pendingin ruangan buatan, dan juga penyaring udara
tidak sedap.
Kata Kunci : Arsitektur Berwawasan Lingkungan; Era Modern; Komplek, Madura; Pengolahan; Petis;
Rekreatif; Wisata Kuliner,
S04-5881 | S04-5881 ULF 2020 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain