TEXT
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA INDUSTRI DAN WISATA KERAJINAN ANYAMAN BAMBU, DI DESA SUKOLILO KABUPATEN LAMONGAN JAWATIMUR
ABSTRAK
Perencanaan dan Perancangan Sentra Industri dan Wisata Kerajinan
Anyaman Bambu ini di dasari oleh kemajuan berbagai industri kerajinan rakyat pada
masa kini, khususnya kerajinan bambu. Tidak terkecuali sentra industri kerajinan
anyaman bambu di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan yang telah ada
sejak tahun 1940 dengan hasil produksi berupa berbagai macam kerajinan seperti
caping dan kipas yang paling dominan. Belum adanya keinginan dan dukungan dari
Pemerintah Desa Sukolilo untuk mengembangkan dan membangun fasilitas sentra
industri yang lebih lengkap dan menarik yang dapat meningkatkan pendapatan
Desa dan warga sekitar. Metode yang di gunakan adalah penelitian deskriptif, studi
lapangan dan studi literatur. Metode pengumpulan data studi lapangan di peroleh
dari survei langsung ke lokasi obyek yang di pilih Desa Wisata Kerajinan Anyaman
Bambu Brajan dan Desa Wisata Kerajinan Bambu Sendari. Metode pengumpulan
data studi literatur di peroleh melalui media internet, dengan obyek Bamboo Craft
Village, China.
Perencanaan dan Perancangan Sentra Industri dan Wisata Kerajinan
Anyaman Bambu ini berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo, Desa Sukolilo, Kecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Dengan luas tapak 2,3 hektar. Adapun batas-
batasnya yaitu: sebelah timur berbatasan dengan pertokoan dan SPBE, sebelah
utara berbetasan dengan area perkebunan jagung, sebelah barat berbatasan
dengan rumah warga, dan sebelah selatan berbatasan dengan lahan kosong.
Fasilitas terdiri dari gedung sentra industri, auditorium, pusat souvenir, restoran dan
kafe, musholla juga fasilitas penunjang, fasilitas pengeola dan fasilitas servis.
Dengan penerapan tema Arsitektur Neo Vernakular yang menerapkan
elemen arsitektur baik fisik (bentuk, konstruksi), maupun non fisik (konsep, filosofi,
tata ruang) dan mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern
tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Konsep makro kolaboratif yaitu
mengkolaborasikan dua obyek yang berbeda yaitu sentra industri kerajinan
anyaman bambu di Desa Sukolilo, Lamongan dengan pengembangan wisata yang
secara visual dari aspek tatanan lahan bermassa banyak. Konsep mikro tatanan
lahan adaptif yaitu penyesuaian penataan massa dari pola permukiman Desa
Sukolilo (grid linear) dan esensi tatanan lahan Arsitektur Vernakular Jawa Timur.
Konsep mikro bentuk simbolis yaitu menerapkan bentuk bangunan simbolis dari
salah satu motif kerajinan anyaman bambu (motif anyaman ceplok) yang di padukan
dengan penerapan atap joglo yang secara simbolis mengambil bentuk dari unsur
alam (gunung). Konsep mikro ruang atraktif edukatif yaitu secara visual memiliki
elemen pembentuk ruang material seperti anyaman bambu dan material modern
dan tatanan ruang yang menarik agar tidak membosankan.
Kata Kunci: Anyaman, Arsitektur Neo Vernakular, Bambu, Sentra Industri,
Wisata
S04-6241 | S04-6241 SUL 2020 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain