Study perbandingan kuat lentur antara Beton Monolit dengan beton menggunakan bahan perekat ditinjau dari bentuk sambungan
Abstrak
Pada pelaksanaan pengecoran beton – bertulang ,untuk pengecoran terkadang berhenti sejenak untuk menunggu agigator pengangkut beton ready atau siap, bahkan karena faktor cuaca
( hujan ) pengecoran bisa diberhentikan dan menunggu waktu yang tepat untuk dilanjutkan kembali. Pemberhentian inilah yang terkadang kurang memperhatikan sambungan antara beton
lama dan beton baru. Maka pada tugas akhir ini dicoba variasi berbagai bentuk sambungan yaitu Sambungan 45 derajat, Sambungan 22,5 derajat, Sambungan Lurus, dan Sambungan Bibir Lurus. Untuk penyambungan digunakan bahan perekat ” Sikabond ”. Dalam analisa dan perhitungan lentur dipakai metode Third Point Loading (tiga titik pembebanan) Dari analisa pengujian dan perhitungan dihasilkan bahwa kuat lentur , momen maksimum dan tegangan tarik lentur beton monolit lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa bentuk sambungan. Pada sambungan 45 derajat mengalami penurunan 11 %, sambungan 22,5 derajat mengalami penurunan 17 %, sambungan lurus mengalami penurunan 33 % dan sambungan bibir lurus mengalami penurunan sebesar 45 %. Dengan demikian sambungan beton yang kuat lenturnya mendekati kuat lentur beton monolit adalah sambungan 45 derajat.
Kata kunci : Kuat Lentur, Sambungan, Bahan perekat, Sikabond, Third point loading, Beton Monolit
S01-2731 | 273 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain