TEXT
ANALISA PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PRODUK DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE) DAN VMI (VENDOR MANAGED INVENTORY) (STUDI KASUS: PT. SC JOHNSON SURABAYA)
ABSTRAK-Perkembangan era globalisasi saat ini mendorong pelaku usaha untuk memiliki daya saing yang tinggi guna dapat bertahan dalam persaingan bebas yang semakin kompetitif. Perusahaan dituntut memiliki manajemen kinerja yang baik, dimana dapat dilihat dari keberlangsungan proses bisnis perusahaan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Salah satu aspek fundamental dalam kinerja suatu operasi bisnis yang baik adalah adanya integrasi dari masing-masing proses. Masih banyak perusahaan yang masih merasa sulit untuk efektif dalam melakukan evaluasi kinerja supply chain. Optimalisasi kinerja Supply chain Management diharapkan mampu menghasilkan kinerja perusahaan yang baik dalam segi operasional dan dapat meningkatkan daya berkompetisi perusahaan pada pasar. PT. SC Johnson Surabaya adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1971 dan merupakan kemitraan antara SC Johnson & Son, Inc. Terdapat permasalahan terkait dengan masalah distribusi bahan baku (raw material) di PT. SC Johnson Manufacturing Surabaya, dimana sering terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku yang mengakibatkan keterlambatan proses produksi terkait dengan pengolahan bahan yang dibutuhkan, sehingga terjadi penghentian produksi mesin dan pekerja. Terdapat 16 Key Performance Indicators (KPIs) yang telah teridentifikasi guna merepresentasikan kinerja perusahaan. 3 KPI merepresentasikan kategori proses Plan, 2 KPIs merepresentasikan kategori proses Source, 2 KPIs merepresentasikan kategori proses Make, 3 KPIs merepresentasikan kategori proses Deliver, 2 KPIs merepresentasikan kategori proses Return, serta 4 KPIs terridentifikasi pada kategori proses Others. Model distribusi VMI merupakan proses distribusi dimana produsen mengetahui keadaan stok vendor secara aktual. Dengan demikian, proses distribusi dapat dijalankan lebih efisien karena gudang penyangga tidak perlu mengirimkan permintaan kepada produsen, melainkan produsen melakukan inisiasi pengiriman yang disesuaikan dengan kondisi stok gudang penyangga secara aktual. Berdasarkan hasil simulasi pada skenario 3, pengurangan stok minimal menjadi 1 minggu memberikan nilai fill rate yang tidak jauh berbeda dengan peraturan pemerintah. Selain itu, pada skenario 3 memberikan nilai inventory level yang jauh lebih rendah bila dibandingkan skenario 2 yang memiliki minimum stok sesuai dengan peraturan pemerintah. Kata Kunci : Distribusi Bahan Baku, Supply chain, SCOR, VMI
T21-741 | T21-741 SET 2025 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain