Study perbandingan antara beton bertulang monolit dengan beton bertulang menggunakan bahan perekat ditinjau dari kuat lentur
ABSTRAK
Dalam suatu proyek konstruksi, pada pelaksanaan pengecoran beton – bertulang terkadang harus dihentikan.Hal ini bisa disebabkan karena factor cuaca ( hujan ),kehabisan material pengecoran,kerusakan pada mesin concrete pump,atau oleh sebab – sebab yang lain. Secara otomatis pada beton bertulang tersebut terdapat sambungan beton lama dan beton baru. Pada sambungan inilah jarang mendapat perhatian oleh staf lapangan. Maka pada tugas akhir ini diuji kuat lentur untuk mutu beton K225 dan K250 dalam bentuk sambungan yaitu sambungan 45 derajat dan sambunga bibir lurus. Untuk penyambungan beton lama dengan beton baru digunakan bahan perekat ” Sikabond ”. Dalam analisa dan perhitungan lentur dipakai metode Third Point Loading (tiga titik pembebanan) Dari analisa pengujian dan perhitungan dihasilkan bahwa kuat lentur, momen perletakan lentur dan tegangan tarik lentur beton monolit lebih tinggi dibandingkan dengan beton yang terdapat sambungan. Untuk mutu beton K225 nilai kuat lentur pada sambungan 45 derajat mengalami penurunan 15 %, pada sambungan bibir lurus mengalami penurunan sebesar 14 %. Demikian juga untuk mutu beton K250 nilai kuat lentur pada sambungan 45 derajat mengalami penurunan 9 %, pada sambungan bibir lurus mengalami penurunan sebesar 8 %. Sambungan yang nilai kuat lenturnya mendekati monolit adalah sambungan bibir lurus.
Kata kunci : Concrete pump, Kuat Lentur, Beton, Bahan perekat, Sikabond, Third point loading, Beton Monolit
S01-3151 | 315 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain