Analisa potensi Sungai di Surabaya sebagai sarana transportasi alternatif
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan alternatif penggunaan sistem transportasi sungai di Kota Surabaya dengan melakukan analisa terhadap data dan kemungkinan-kemungkinan yang ada, serta bagaimana implementasinya. Sistem transportasi sungai tersebutdiharapkan dapat menunjang sistem transportasi darat yang sudah ada. Proses transportasi dapat berjalanapabila ada bangkitan dan tarikan transportasi, untuk itu akan dicari pula apa saja yang dapat menyebabkan bangkitan dan tarikan tersebut. Metode yang dipergunakan pengumpulan dan analisa data primer yang diperoleh dengan survey lapangan dan data sekunder, dengan menggunakan tabulasi data. Pembangkitan transportasi dengan melihat kemungkinankemungkinannya. Sistem transportasi sungai di Kota Surabaya dapat dipergunakan sebagai alternatif sistem transportasi darat. Sungai yang dapat digunakan sebagai jalur transportasi ada 3 sungai yaitu Kalimas, Surabaya dan Wonokromo. Kalimas merupakan sungai yang paling potensial sebagai transportasi alternatif karena letaknya yang banyak menimbulkan pembangkit transportasi. Adapun Surabaya juga potensial mengingat karakter sungai yang cukup lebar dan bersih, tetapi pembangkit transportasinya sebagai sarana angkutan penumpang kurang baik, lebih terbangkitkan bila digunakan sebagai sarana angkutan pariwisata. Wonokromo karakternya kurang baik dan pembangkit transportasinya pun kecil, sehingga hanya dapat digunakan untuk sarana angkutan penumpang. Model sistem transportasi sungai terbagi menjadi 7 bagian. Adanya jembatan dan pintu air yang tidak dapat dilalui menyebabkan sungai Kalimas harus dibagi menjadi 2 koridor. Selain itu sistem transportasi sungai Kalimas, sungai Wonokromo dan Sungai Surabaya punterpaksa terputus. Daerah atau tempat yang dapat dihubungkan oleh sungai Kalimas dimulai dari bagian utara Surabaya sampai ke bagian tengah, yaitumulai Petekan, jembatan Merah, Semut, Gentengkali, Ketabangkali, Monumen Kapal Selam di wilayah Gubeng, Keputran, Ngagel, dan Wonokromo. Kemudian bercabang menjadi 2 jalur ke daerah Surabaya bagian selatan yaitu Terminal Joyoboyo, Gunung Sari, dan berhenti di jalan Mastrip. Dan ke daerah Surabaya bagian Timur yaitu Jagir, Panjang Jiwo, dan berhenti di Kedung Baruk. Kondisi sungai relatif tidak terpelihara secara baik, sehingga terjadi pendangkalan dan penyempitan akibat sampah dan tanaman air liar. Kecepatan kapal maksimal 12 knot, dirasa bila dibandingkan dengan transportasi darat yang ada masih agak lambat. Penggunaan sistem transportasi sungai untuk transportasi barang masih tidak memungkinkan mengingat kondisi sungai, dermaga, dan sistemnya yang belum dapat terhubung secara utuh. Persentase potensi sistem transportasi sungai untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya sebesar 0,63% – 1,55%. Potensi untuk mengurangi jumlah sepeda motor 1,28% – 3,13%, mobil pribadi 3,42% - 8,40%, mikrolet 2,68% - 6,57%, minibus 56,04% - 137,56%, dan bus 8,56% - 21%.
Kata kunci: Sistem transportasi, sungai, alternatif sistem transportasi
S05-671 | 67 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain