Identifikasi dan pengukuran resiko mesin circular weaving loom menggunakan metode risk management
SARI
P.T Perkebunan Nusantara XI (Persero) Pabrik Karung Rosella Baru sebagai perusahaan yang memproduksi karung plastik selalu berusaha untuk memberikan kualitas yang diinginkan oleh konsumen melalui peningkatan efisiensi dan efektifitas proses produksi. Proses produksi sangat bergantung sekali pada optimalnya fungsi dari peralatan produksi. Resiko kerusakan yang dialami oleh peralatan produksi dapat menghambat aktivitas produksi. Oleh karena itu diperlukan suatu pengidentifikasian dan pengukuran terhadap resiko-resiko kerusakan tersebut. Tujuanya adalah untuk menganalisa, memprioritaskan dan menghindari resiko yang dapat merugikan perusahaan.
Penelitian akan menerapkan metode Risk Management untuk melakukan pengidentifikasian dan pengukuran terhadapresiko-resiko kegagalan yang terjadi pada mesin Circular Weaving Loom. Segala bentuk, penyebab dan pengaruh dari resiko kegagalan yang terjadi dianalisa dengan FMEA (Failure Mode And Effect Analysis), sedangkan untuk pengembangan mekanisme kegagalan sistem digunakan FTA (Fault Tree Analysis). Risk management ini menggabungkan Likelihood dan Consequence untuk mendapatkan nilai suatu resiko. Nilai Likelihood yang digunakan disini adalahfrekuensi kerusakan pertahun, dicari dengan membagi waktu mesin beroperasi selama satu tahun dengan nilai MTTF (Mean Time To Failure). Nilai Consequence yang dicari adalah biaya kerugian karena terjadi resiko kerusakan untuk tiap komponen, nilai tarsebut didapatkan dengan menjumlahkan kerugian biaya berdasarkan biaya perbaikan (CR) dan hasil perkalian kerugian biaya berdasarkan biaya perbaikan (CR) dengan tingkat kesulitan dalam memperbaiki kerusakan, kerugian biaya berdasarkan biaya perbaikan (CR) diperoleh dari hasil penjumlahan biaya penggantian komponen dan hasil pengalian nilai MTTR (Mean Time To Repair) dengan biaya tenaga kerja dan biaya konsekuensi operasional. Nilai resiko didapatkan dengan mengalikan nilai likelihood dan consequence untuk tiap komponen. Setelah itu nilai-nilai resiko tersebut diprioritaskan untuk mengetahui komponen mana yang mempunyai nilai resiko tertinggi.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa komponen yang mempunyai nilai resiko tertinggi adalah komponenBearing 6001 dengan nilai resiko Rp1,560,263.59 pertahun. Dari daftar prioritas resiko ini, diharapkan pihak perusahaan dapat lebih menfokuskan diri terhadap komponen-komponen yang memiliki resiko yang besar, dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menentukan interval perawatan yang optimal agar mengurangi resiko kerusakan yang akan terjadi.
Kata kunci : Resiko, Keandalan, Manajemen Resiko, Likelihood, Consequence, FMEA.
S07-1851 | 185 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain