Penerapan activity based costing dalam penetapan harga pokok produksi di PT. Iglas (Persero)
SARI
PT. Iglas (Persero), selama ini menggunakan sistem biaya tradisional untuk menentukan harga pokok produksi dengan satu dasar alokasi (single cost driver) yaitu Unit Produksi. Pembebanan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead) menggunakan metode Plant Wide Rates. Pendekatan Activity-Based Costing Systemmampu menginformasikan secara akurat tentang besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas, dan mengapa sumber daya tersebut digunakan. Perhitungan sistem ini menggunakan prosedur 2 tahap, yaitu menelusuri biaya ke masing-masing aktivitas dengan menggunakan beberapa dasar alokasi (multi cost drivers) kemudian membebankannya ke produk. Sedangkan sistem biaya tradisional pada tahap pertama menelusuri biaya ke masing-masing departemen bukan ke aktivitas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ada produk yang menerima biaya overhead produksi lebih sedikit dari jumlah yang dikonsumsi (undercosting)atau sebaliknya menerima lebih banyak dari yang dikonsumsi (overcosting). Dengan sistem biaya tradisional, biaya overhead yang dibebankan ke produk mengalami distorsi sebesar 96,45%. Distorsi ini terjadi karena besarnya proporsi non-unit related overhead coststerhadap total biaya overhead produksi dan product diversityyang dimiliki perusahaan.
Kata kunci : Sistem biaya tradisional, Activity-based costing system, Biaya overhead, Cost driver.
S07-2801 | 280 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain