Pra rencana pabrik ekstrak curcumin dari temulawak
INTISARI
Formaldehyde merupakan Intermediate Produk yang banyak digunakan dalam proses industri kimia. Produk-produk yang dihasilkan dari proses lanjutan pengolahan formaldehyde secara luas digunakan dalam industri auto mobile, konstruksi, kertas, industri flywood, dan masih banyak industri yang menyerap formaldehyde dalam proses produksinya.
Peningkatan kebutuhan formaldehyde terjadi setiap tahun mengingat banyaknya ragam produk yang dapat dihasilkan seiring dengan aktivitas industry yang sedang berlangsung, terutama di dalam negeri. Namun jumlah industri yang memproduksi formaldehyde masih belum dapat menjawab kebutuhan akan formaldehyde didunia industri saat ini.
Pabrik Formaldehyde ini direncanakan beroperasi secara kontinyu dengan 24 jam per hari dan 330 hari kerja per tahun, dengan kapasitas produksi 50.000 ton per tahun. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Formaldehyde adalah Larutan Methanol 99,85% dan udara.
Industri terbesar yang mampu menyerap formaldehyde salah satunya adalah Industri Flywood. Oleh karena itu Pabrik Formaldehyde ini direncanakan didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun. Dasar pemilihan lokasi pendirian pabrik selain jumlah Industri flywood terbesar di Indonesia terletak di daerah ini juga banyaknya industri pembuatan methanol didaerah ini juga mendukung ketersediaan bahan baku dalam proses produksi pembuatan formaldehyde ini.
Proses pembuatan formaldehyde dibagi menjadi 4 tahap,yaitu : Penyiapan bahan baku, Proses pembentukan produk, Proses pemisahan formaldehyde, serta Proses pemurnian formaldehyde.
Uraian proses :
1) Penyiapan Bahan Baku
Methanol dari storage tank dipompa menuju tangki pengumpan vaporizer.Didalam tangki ini terjadi pencampuran antara methanol fresh feed dengan larutan methanol dari kolom destilasi. Kemudian, campuran tadi dialirkan kedalam vaporizer untuk diubah kedalam fase gas. Udara dari luar dihisap dengan menggunakan blower kemudian dialirkan kedalam mixer untuk dicampur dengan methanol gas.
2) Proses Pembentukan Produk
Campuran gas yang telah bersuhu 150 derajat C dialirkan ke dalam reaktor jenis multitube fixed bed reactor. Didalamnya terdapat katalis jenis silver (perak). Didalam reaktor ini campuran gas tadi bereaksi membentuk gas formaldehyde. Dengan hasil samping asam formiat, karbon dioksida, karbon monoksida,dan gas hidrogen.
3) Proses pemisahan formaldehyde
Gas formaldehyde yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan menggunakan kolom absorber. Dengan menggunakan air sebagai absorbentnya.
4) Proses pemurnian Produk
Gas formaldehyde yang tertangkap pada kolom absorber kemudian dialirkan kedalam kolom distilasi untuk mengurangi kandungan methanol yang terdapat didalamnya. Setelah itu methanol sebagai produk atas dialirkan kembali ke tangki pengumpan vaporizer. Sedangkan formaldehyde, asam formiat, air dan sedikit methanol dialirkan ke dalam tangki adjusment concentration untuk menghasilkan larutan formaldehyde sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Kemudian larutan dipompa menuju tangki penampung produk.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang ada, maka lokasi pabrik yang dipilih adalah di Daerah Bontang, Kalimantan Timur. Adapun bentuk badan usaha adalah perseroan terbatas dan system organisasi yang dipilih adalah garis dan staff.
Kebutuhan bahan baku:
- Methanol : 7.199kg/jam
- Udara : 16.396,3007kg/jam
Utilitas :
-Air : 845,733888 m3/hari
-Listrik : 41,374KW/hari
-Bahan bakar : 50801,91514lt/hari
Analisa ekonomi :
-Modal Tetap ( FC ) : Rp. 78.418.302.290,-
-Modal Kerja ( WCI ) : Rp. 30.954.593.010,-
-Total Invetasi : Rp. 237.318.546.400,-
-Biaya Produksi ( TPC ) : Rp. 179.446.916.000,-.
-IRR : 82,7 %
-POP : 1,345 tahun
-BEP : 21 %
S08-731 | 73 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain