Evaluasi kualitas udara Kota Surabaya tahun 2001-2002 berdasarkan data air quality monitoring system (AQMS) studi kasus para meter PM10 dan Co
ABSTRAK
Surabaya sebagai kota metropolis tak lepas dari adanya pencemaran udara. Pembangunan gedung-gedung dan berdirinya pusat-pusat industri disertai melonjaknya produksi dan pemakaian kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemar udara. Untuk itu diperlukan adanya sistem informasi pemantauan pencemaran udara untuk mengetahui kualitas udara kota Surabaya. Evaluasi kualitas udara Surabaya ini berdasarkan data dari stasiun pemantauan kualitas udara otomatis yang dikelola Pemda Kota Surabaya. Data pemantauan diambil mulai bulan April 2001 sampai dengan April 2002 . Evaluasi dilakukan terhadap polutan yang merupakan salah satu kontributor utama pencemaran udara yaitu pola penyebaran polutan PM10 dan CO yang disesuaikan dengan kondisi tata guna lahan kota Surabaya dan meteorologi. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas udara selama bulan April 2001 sampai dengan April 2002 menunjukkan bahwa konsentrasi Partikulat (PM10) dan Karbonmonoksida (CO) masih dibawah baku mutu udara ambien nasional ( PM10 150 µg/m3 dan CO 30.000 µg/m3 ). Selain transportasi yang merupakan faktor dominan penyebab pencemaran udara di Surabaya, khususnya di daerah pusat kota yang memiliki aktifitas dan kepadatan lalu- lintas cukup tinggi, bahan buangan gas dan partikulat industri juga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat pencemaran udara. Jenis industri akan semakin berkembang seiring dengan pesatnya pembangunan sektor industri dan akan membawa sifat pencemar yang spesifik pula. Curah hujan, arah dan kecepatan angin merupakan faktor meteotologis yang berpengaruh terhadap pola penyebaran polutan dimana terjadi penurunan konsentrasi polutan pada bulan-bulan tertentu. Sedangkan Surabaya sebagai kota metropolis dengan berbagai halangan topografis (padatnya bangunan dan gedung-gedung bertingkat) menyebabkan polutan terkonsentrasi, mengalami transformasi (menjadi ozon) dan tidak dapat terdispersi juga berpengaruh terhadap pola penyebaran polutan. Sumber emisi yang hampir merata di setiap tempat menyebabkan konsentrasi polutan yang relatif sama di semua stasiun pemantauan, untuk itu diperlukan alternatif pengendalian pencemar udara yang efektif.
S09-161 | 16 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain