Pemanfaatan biji asam jawa,biji kelor dan tawas sebagai koagulan pada proses pengolahan limbah cair batik Industri Rumah Tangga di Pamekasan
ABSTRAK
di Kabupaten Pamekasan saat ini telah berkembang industri batik. Satu diantara penghasil batik di Kabupaten Pamekasan adalah Desa Klampar. Pada saat proses pembatikan limbah cair batik yang dihasilkan tidak dilakukan proses pengolahan limbah tersebut langsung dibuang ke lahan kosong yang terletak di sekitar home industry, sehingga dapat menimbulkan pencemaran tanah dan badan air disekitar industry. Bertolak belakang dari hal tersebut peneliti melakukan penelitian memanfaatkan biji asam jawa, biji kelor dan tawas sebagai koagulan proses penjernihan limbah cair batik tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment), dengan rancangan “Pre-Post Test Design” yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan penurunan parameter kekeruhan, COD dan TSS dengan proses pengolahan koagulasi – flokulasi menggunakan koagulan biji asam jawa, biji kelor dan tawas. Dosis biji asam jawa yang diujikan (2, 2,5, 3, 3,5, 4, 4,5, 5, dan 5,5 gram/liter limbah cair batik). Untuk range dosis biji kelor yang diujikan (1, 1,5, 2, 2,5, 3, 3,5, 4, dan 4,5 gram/liter limbah cair batik), sedangkan untuk tawas adalah (0,75, 8, 0,85, 0,9, 0,95, 1, 1,05, 1 dan 1,15 gram/liter limbah cair batik) Hasil penelitian menujukkan dosis optimum koagulan biji asam jawa adalah 5 gram/liter mampu menyisihkan kekeruhan sebesar 68,82%, COD sebesar 45% serta TSS sebesar 51%, pada biji kelor didapatkan dosis optimum 4 gram/liter mampu menurunkan kekeruhan sebesar 87,2%, COD sebesar 54% dan TSS sebesar 70%, sedangkan koagulan tawas didapatkan dosis optimum 1 gram/liter mampu menurunkan kekeruhan sebesar 91,45%, COD sebesar 72% dan TSS sebesar 80%. Berdasarkan hasil uji statistik pengaruh jenis koagulan terhadap kekeruhan, COD dan TSS didapatkan nilai P=0,000 berarti penurunan kekeruhan, COD dan TSS dengan penambahan koagulan biji asam jawa, biji kelor dan tawas adalah berbeda. Hasil akhir proses pengolahan masih belum memenuhi standar baku mutu SK Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002. Dari hasil penelitian tersebut disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan pengolahan lanjutan untuk mendapatkan hasil pengolahan yang lebih maksimal
S09-961 | 96 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain