Studi tentang pemanfaatan limbah Sludge IPAL industri minyak goreng menjadi bahan campuran dalam pembuatan batako
ABSTRAK
Semakin banyak berdiri perusahaan minyak goreng maka semakin banyak pula limbah B3 yang dihasilkan salah satunya adalah sludge IPAL. Dengan demikian diperlukan alternative daur ulang limbah agar menjadi bahan bangunan seperti batako. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui komposisi yang efektif pada batako yang dibuat dari campuran sludgeIPAL industri minyak goreng. Jenis penelitian ini adalah eksperimen atau percobaan (experimental research) Sludge IPAL yang digunakan berasal dari Industri Minyak Goreng dengan variasi komposisi sludge: 25%, 50% dan 75% dari pasir sedangkan parameter pengujian yang dilakukan meliputi persentase kandungan sludge IPAL dalam pembuatan batako, dimensi batako, kerataan permukaan batako dan uji kuat tekan. Hasil analisa sludge IPAL di dapatkan hasil bahwa terdapat kandungan silika di dalam sludge IPAL industry minyak goreng sebesar 38,86%. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan batako secara alami adalah 28 (dua puluh delapan) hari dan setelah itu diuji kuat tekan, dimensi dan kerataan permukaan. Batako dengan perbandingan sludge 25% dari pasir merupakan komposisi terbaik dengan nilai uji kuat tekan tertinggi yaitu antara 77-88 kg/cm2, dimensi panjang antara 39,5-40 cm; lebar 19,7-20 cm; tinggi 9,8-10 cm danberat 9,8-10 kg serta kerataan permukaan yang sempurna. Komposisi yang paling efektif dalam pembuatan batako dengan campuran sludge IPAL adalah 10 kg sludge IPAL, 30 kg pasir, 2,5 kg semen dan 0,5 liter air dengan diperoleh kuat tekan antara 77-80 kg/cm2 sesuai dengan SNI 03-03349-1989 dikategorikan mutu kelas 1. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk melakukan penambahan sampel pada variasi dan replikasi agar didapatkan hasil uji kuat tekan yang lebih akurat dan dilakukan uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pada batako yang menggunakan campuran sludge IPAL
S09-971 | 97 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain