Penggunaan rumen sapi dan tetes tebu sebagai aktivator biogas dengan Bahan baku sampah organik
ABSTRAK
Aktifitas pasar semakin meningkat dan kurang mengertinya managemen pasar dalam memanfaatkan, menangani/mengelola sampah maka sampah yang dihasilkan dari aktifitas tersebut dapat mencemari lingkungan. Untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi sampah negatif yang dapat mengganggu/merugikan masyarakat, maka upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah memanfaatkannya menjadi biogas. Salah satu bahan baku yang dapat diproduksi menjadi biogas adalah sampak organik. Agar proses fermentasi dapat maksimal maka perlu ditambahkan aktivator, dengan tujuan mengetahui efektivitas rumen sapi dan tetes tebu sebagai aktivator pembentukan biogas menggunakan sistem batch. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen skala laboratorium, dengan menggunakan 5 buah reaktor yaitu R1, R2 dan R3 sebagai kelompok kontrol menggunakan jurigen dengan volume 2 liter dan R4, R5 sebagai kelompok eksperimen menggunakan galon air mineral dengan volume 19 liter. Pengisian sampel kedalam reaktor sebanyak 70% dari volume total reaktor (reaktor kelompok eksperimen 13,3 liter dan reaktor kelompok kontrol 1,4 liter). Secara umum bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi sampah organik, rumen sapi, tetes tebu dan air sedangkan alatnya yaitu reaktor, balon plastik, tabung, thermometer, kertas lakmus dan timbangan. Variabel tetap dalam penelitian ini adalah pembuatan biogas dengan menambahkan rumen sapi dan tetes tebu sebagai aktivator dan variabel berubah meliputi laju pembentukan gas methan, volume gas, temperatur dan pH pada proses pembuatan biogas. Metode pengumpulan data dengan analisis laboratorium dan pengukuran langsung, metode pengolahan data menggunakan tabulasi dan membuat grafik serta metode analisis data secara deskripsi dan membandingkan dengan literatur. Hasil penelitian menujukkan bahwa laju pembentukan gas methan tertinggi terjadi pada hari ke-29 dan ke-28, dengan kandungan gas methan sebesar 10.002 ppm (1,0002%) pada R4 dan 7.400 ppm (0,74%) pada R5, volume gas yaitu sebesar 0,1008 m3/jam pada R2 dan 1,9 m3/jam pada R4, temperatur pada semua reaktor berada pada kisaran mesofilik sedangkan pH rata – rata pada R1 berkisar antara 4 – 7, R2 6 – 7 dan R3 5 – 7 (kelompok kontrol) sedangkan pada kelompok eksperimen R4 pH relatif stabil berkisar antara 6 – 7 dan pH R5 4 – 7. Hasil akhir pada penelitian ini diketahui bahwa pembentukan biogas menggunakan aktivator rumen sapi lebih efektif dari pada tetes tebu. Dari hasil penelitian tersebut disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang kandungan gas methan pada kelompok kontrol, membuat desain dengan volume reaktor yang sama antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, kajian lebih lanjut tentang penambahan bahan baku yang dapat meningkatkan C/N ratio sampai pada tingkat C/N ratio 20 – 30, serta perlu adanya pengecekan reaktor secara rutin sehingga kebocoran gas tidak terjadi.
Kata Kunci : biogas, sampah organik, aktivator rumen sapi dan tetes tebu
S09-1071 | 107 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain