Pendekatan produksi alat muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi pada tambang batu kapur di PT. HOLCIM INDONESIA Tbk, Cilacap Plant, kabupaten Cilacap - provinsi Jawa Tengah
ABSTRAK
PT. Holcim Indonesia Tbk, Cilacap Plant merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang berlokasi di Kecamatan Karang Talun, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitian penambangan batu kapur di PT. Holcim Indonesia ini terletak di wilayah Pulau Nusakambangan dan berada di kuari X-C. Sistem penambangan yang diterapkan yaitu sistem tambang terbuka (surface mining) dengan menggunakan metode kuari. Secara umum, kegiatan penambangan batu kapur di PT. Holcim Indonesia yaitu meliputi pembersihan lahan, pemberaian, pemuatan, pengangkutan, peremukan, dan pengangkutan muatan ke pabrik semen. PT. Holcim Indonesia Tbk, Cilacap Plant menetapkan target produksi batu kapur pada front kerja kuari X-C untuk alat muat sebesar 730 ton/jam, sedangkan untuk alat angkut sebesar 400 ton/jam. Proses penambangan material batu kapur menggunakan alat mekanis 1 unit Wheel Loader Catrepillar CAT 990 yang melayani 2 unit Dump Truck Caterpillar CAT 773B, dengan jarak angkut sejauh 1.360 meter dari lokasi loading point menuju ke crushing area. Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut sehingga target produksi belum dapat tercapai. Kemampuan produksi pada saat ini adalah untuk alat muat sebesar 695 ton/jam dan untuk alat angkut sebesar 254,67 ton/jam. Tidak tercapainya sasaran produksi dikarenakan banyaknya waktu kerja efektif yang terbuang karena adanya hambatan kerja serta tingginya waktu perbaikan (maintanance), dimana hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi waktu kerja efektif sehingga menyebabkan efisiensi kerja menjadi rendah. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan waktu kerja efektif, waktu kerja tersedia dan penambahan jumlah alat angkut yang dibutuhkan. Setelah dilakukan upaya peningkatan produksi serta penambahan alat angkut, maka didapat kemampuan produksi untuk alat muat dari 695 ton/jam menjadi 771 ton/jam dan untuk alat angkut dari 254,67 ton/jam menjadi 435 ton/jam. Adapun alternatif lain untuk peningkatan produksi pada alat muat adalah dengan mengganti alat muat Wheel Loader Caterpillar CAT 990 yang digunakan dengan alat gali - muat Excavator Caterpillar CAT 385 dengan kemampuan kapasitas bucket yang sama. Untuk dapat mencapai sasaran produksi sebaiknya dilakukan pengawasan terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan guna mencegah hambatan – hambatan yang terjadi selama bekerja dan perlu adanya perhitungan standar waktu hambatan sehingga mempermudah waktu pengontrolan.
Kata Kunci : Produksi, Alat Muat, Alat Angkut
S11-1051 | 105 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain