Kajian Produktivitas alat peremuk batu gamping di PT. Sugih Alam Nugroho Desa Bedoyo, Kecamatan Pojong, Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian di latar belakangi pada saat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kebutuhan akan bahan galian industri dari hari kehari terus meningkat. Hal ini berlaku juga pada batugamping, permintaan pasar akan batugamping terus meningkat disebabkan oleh fungsi Batugamping sendiri sebagai bahan baku utama sebuah komoditi. Perusahan menuntut per bulannya mencapai 189.166 ton dan banyaknya permintaan dari indutri-industri kecil lainya seperti industri semen, cat, kosmetik, kertas, tekstil, pastagigi, konstruksi bangunan pertanian dan pemasok untuk masyarakat sekitar (lokal) maka perusahan diharuskan untuk meningkatkan produksi yang di targetkan 6879 ton/hari tetapi dari target produksi yang ditargetkan baru mencapai 6522,97 ton/hari yang dapat terpenuhi dengan waktu efektif produksi 8,86 jam/hari. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan data-data dilapangan menunjukan bahwa kondisi dari peralatan dari nilai kesedian alat mekanis terutama peremuk rahang (jaw crusher) sebesar 92,13 % bahwa kesediaan fisik dan dan mekanis serta kesedian pemakaian dan penggunaan alat peremuk masih dalam kondisi baik karena jarang mengalami kerusakan, kesedian alat dikatakan baik apabila nilai prosentase kesedian alat berkisar 80-100 %, dikatakan normal (cukup baik) apabila berkisar 60 – 80 %, dan dikatakan buruk apabila 30 – 60 % ( Partanto, PTM ). Dengan diketahuinya kesedian alat terutama pada peremuk rahang atau jaw crusher maka dapat diartikan bahwa kesedian fisik dan mekanis serta kesediaan pemakaian dan penggunaan alat peremuk masih dalam kondisi baik karena jarang mengalami kerusakan. Serta proses peremukan masih baik hal ini ditunjukan dari nilai reduction ratio untuk alat peremuk rahang 5,5 sehingga tidak perlu melakukan perubahan sehingga pada peremuk rahang yang secara teoritis nilai reduction ratio adalah 5 – 8 (Tagart 1964). Belum terpenuhi sasaran produksi yang diinginkan, memperlihatkan produksi unit peremuk masih rendah. Dari sasaran produksi yang ditetapkan 737 ton/jam yang dapat terpenuhi dengan waktu efektif produksi 8,86 jam/hari.
Untuk memenuhi kekurangan tersebut, dilakukan upaya yang dapat meningkatkan produksi batugamping yaitu : 1. Menambah laju pengumpan pada produksi peremuk 2. Meningkatkan waktu produksi efektif dengan mengurangi hambatan pada peremuk rahang. Dengan metode penyelesaian seperti di atas maka diharapkan kemampuan produksi pabrik peremuk batugamping meningkat sehingga sasaran produksi yang ditetapkan 6879 ton/hari dapat tercapai.
S11-1161 | 116 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain