Penelitian Batubara Pengokas di Kalimantan Timur
INTISARI
Indonesia merupakan salah satu pengguna kokas dalam jumlah yang besar, baik untuk kebutuhan pelebuhan logam metalurgi maupun pengecoran logam non ferro. Dengan demikian, peranan kokas dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang industri, baik industri besar maupun industri kecil dan menengah menjadi sangat penting. Berawal dari kebutuhan kokas yang sangat tinggi tersebut maka diperlukan penelitian tentang potensi batubara pengokas (coking coal) di Indinesia, agar pemanfaatan batubara bisa lebih maksimal. Dalam penelitian ini digunakan sampel batubara dari Kalimantan Timur. Metode penelitian menggunakan beberapa analisa, antara lain analisa proksimat, nilai kalor, FSI, dan petrografi. Dari analisa tersebut didapat hasil analisa antara lain : nilai 6.500 – 8.000 Kkal/Kg, reflektansi vitrinit 0,7 – 1,6 %, vitrinit 80 – 96%, liptinit 0 – 8%, inertinit 1 – 10 %, FSI 1 – 3. Walaupun dari hasil penelitian diketahui bahwa batubara yang ada memiliki peringkat yang sesuai dengan batubara pengokas yaitu dengan kandungan air berkisar antara 1,72 – 2,21%, kadar abu 5,15 – 9,8%, kadar zat terbang 26,35 – 43,39% dan nilai kalor di atas 7.000 Kkal/Kg (adb) yang menunjukkan bahwa batubara ini berada pada peringkat high volatile sub bituminous, namun dengan kandungan vitrinit dan inertinit yang masing-masing berkisar 80 – 96% dan 1 – 10% serta nilai FSI 1 – 3, maka diketahui bahwa batubara Kalimantan Timur hanya merupakan batubara pengokas bermutu rendah. Batubara Kalimantan Timur tetap bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan kokas dengan mutu yang baik menggunakan metode mencampur (blending). Dengan syarat batubara yang akan dicampur dg batubara Kalimantan Timur memiliki kandungan inertinit 25 – 45% dan FSI kurang lebih 6.
Kata kunci : Batubara, batubara pengokas, petrografi, proksimat
S11-1301 | 130 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain