Geologi dan potensi lempung hitam sebagai batuan induk hidrokarbon Kawengan Jawa timur
ABSTRAK
Penelitian geologi daerah Kawengan dan sekitarnya, Cepu Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kondisi geologi daerah tersebut mulai saat pembentukan batuan yang tertua daerah tersebut hingga saat dilakukan pemetaan. Selain dari itu juga bertujuan untuk mengetahui sumberdaya geologi dan bencana geologi didaerah tersebut.
Pemetaan geologi ini merupaka pemetaan geologi permukaan yang dilakukan secara sistematis melalui pekerjaan dan pengamatan singkapan batuan dilapangan. Adapun pelaksanaan pemetaan geologi ini secara operasional dilapangan, dilakukan dengan melalui beberapa tahapan pengamatan diantaranya adalah pengamatan rinci pada suatu lokasi pengamatan dan diplot peta dasar sebagai suatu titik pengamatan. Kemudian secara sistematis titik-titik pengamatan pada peta dasar ini dihubungkan satu sama lain berdasarkan data lokasi dan pengamatan lapangan menjadi suatu peta lintasan geologi. Pada tahap akhir pemetaan, peta lintasan ini dikembangkan dengan memperhatikan konsep-konsep geologi menjadi suatu peta wilayah (peta geologi). Pemetaan geologi daerah pemetaan ini menggunakan tata aturan stratigrafi tidak resmi, membagi berdasarkan klasifikasi satua, bukan formasi. Aspek yang diperhatikan disini terutama pada tatanam litostratigrafi. Daerah penelitian juga kelompokan menjadi beberapa satuan geomorfologi yaitu : (1) Dataran limbah banji (F7), subsatuan Geomorfik lembah antikinal (S16), subsatuan geomorfik asal struktural (S) dan subsatuan geomorfi Hogback (S14). Secara umum, satuan-satuan geomorfologi dan satuan litostrigrafi daerah pemetaan saling berkaitan, diamana beberapa sataun gemorfologi sangat dikontrol oleh faktor litologi penyusunya. Pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adalah paralel, dan sub dentrik. Sungai-sungai yang terdapat didaerah penelitian berstadia muda dan stadia dewa. Urutan satuan batuan daerah penelitian dari tua kemuda adalah
(1) satuan batu lempung,
(2) satuan batugamping pasiran,
(3) sataun batu pasir
gampingan,satuan batupasir gampingan dan (4) satuan batu pasir. Struktur geologi yang berkembang didaerah penelitian adalah struktur kekar, sesar dan lipatan. Nilai Total Organik Karbon pada daerah penelitian berkirasaran antara 0,23 % - 0,58%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kapasitas batuan induk hidrokarbon masih berpotensi rendah. Nilai analisa Tmax pada daerah penelitian berkisar antara 278˚C - 408˚C, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kematangan hidrokarbon pada daerah penelitian masih belum matang.
Kata kunci : geologi, lempung, batuan induk.
S12-101 | 10 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain