Pemetaan geologi dan analisa Genesa mineral mangan pada batugamping di desa Sukoharjo, kecamatan bandung, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
ABSTRAK
Seiring dengan kebutuhan Mangan di Indonesia semakin besar yang keberadaannya belum diketahui pasti, maka perlu dilakukanlah pemetaan geologi dan analisa genesa mineral Mangan di Desa Sukoharjo dengan tujuan untuk menentukan proses dan faktor yang mempengaruhi terbentuknya Mangan. Penentuan genesa Mangan di sini menggunakan metode pemetaan geologi permukaan dan analisa laboratorium. Dari hasil pemetaan dan analisa laboratorium diketahui bahwa pada saat Miosen Awal sekitar 20 juta tahun yang lalu daerah Sukoharjo dan sekitarnya merupakan daerah laut dangkal (neritik tepi). Di lokasi itu terendapkan satuan batugamping, selanjutkan terendapkan satuan breksi dan satuan batulempung pada neritik tepi sampai kala Miosen Akhir sekitar 5 juta tahun yang lalu. Setelah itu semua satuan mengalami perlipatan yang diikuti dengan terobosan batuan beku diorit dan andesit sampai terangkat dan membentuk sesar geser dan sesar naik dan mengalami erosi di bagian permukaannya. Selanjutnya pada Kala Holosen terendapkan satuan aluvial. Proses ini akhirnya membentuk morfologi asal pelarutan, asal volkanik, dan asal fluvial. Batuan beku andesit yang kaya akan mineral Horblende menerobos batugamping di Desa Sukoharjo mempengaruhi terbentuknya endapan mineral mangan. Larutan hidrotermal hasil terobosannya bersuhu 200 - 500°C mengalir melewati celah-celah batugamping yang banyak mengandung Oolit. Unsur Mn (mangan) yang terkandung dalam larutan hidrotermal kemudian mengendap pada batugamping yang mempunyai rongga-rongga tersebut. Sehingga endapan mangan pada batugamping tersebut berstruktur stockwork dengan jenis mangan yang di endapkan adalah Pirolusit (MnO2).
Kata kunci : Mangan, Hidrotermal
S12-611 | 61 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain