PEMILIHAN TOWER CRANE DENGAN METODE AHP PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA
ABSTRAK
Kebutuhan akan alat berat oleh kontraktor selaku penyedia jasa untuk mengangkut material dari bawah ke atas secara vertikal maupun horizontal dengan kapasitas yang sudah direncanakan
sebelumnya dengan pertimbangan kriteria-kriteria yang meliputi: Desain Bangunan, Kapasitas, Ekonomi, Keselamatan Kerja, dan Kondisi Proyek. Alat berat tersebut adalah Tower Crane (TC)
yang saat ini banyak jenis tipe dan merknya di pasaran. Dalam pemilihan Tower Crane yang terbaik, perlu dilakukan skala prioritas pada masing–masing kriteria untuk memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan secara keseluruhan. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pemilihan Tower Crane adalah dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Setelah dilakukan analisa AHP dari 5 kriteria, ternyata koresponden yang berasal dari para pakar yang berpengalaman di bidangnya, memilih:
1. Kriteria Keselamatan Kerja sebagai prioritas utama (43.7%) dengan subkriteria/indikator Keselamatan (18.8%).
2. Kriteria Desain Bangunan (17.1%) dengan subkriteria/indikator Site Management (6.6%) serta Tinggi dan Bentuk Bangunan (6.4%).
3. Kriteria Ekonomi (16.0%) dengan subkriteria/indikatornya Produktivitas (8.3%).
4. Kriteria Kondisi Proyek (12.1%) dengan subkriteria/indikator Stabilitas Tanah (4.64%) dan Kemudahan Akses (4.59%).
5. Kriteria Kapasitas (10.6%) dengan subkriteria/indikator Jangkauan Tower Crane (4.4%).
Tower crane yang di jadikan alternatif perbandingan yaitu Jiang Lu tipe JL-150, Raimondi tipe ER-240, dan Gimax tipe 6160. Dari ketiga tower crane tersebut di kontribusikan ke masingmasing
kriteria dan hasilnya para koresponden (pakar) memilih Jiang Lu dengan bobot prioritas 38.9%, lalu Raimondi 38.7%, dan Gimax 22.4%.
Kata kunci: tower crane, bobot prioritas, metode AHP.
S01-4891 | 489 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain