ANALISIS SISTEM MANUFAKTUR PADA PEMBUATAN MESIN CETAK SABLON ROTARY TABLE
ABSTRAK
Semakin tingginya kebutuhan manusia sering membuat kesulitan dalam suatu pekejaan, maka dengan kehadiran teknologi dapat merasuki segala bidang untuk memberikan solusi kemudahan dalam penggunaan perangkat keras. Salah satu wujud teknologi sering terlihat pada konveksi sablon. Dalam konveksi para pengusaha kaos sablon melakukan penyablonan dengan cara manual (menyekat cat sablon dengan tangan) yang kurang efisien. Dalam hal ini dirancang alat cetak sablon otomatis yang hanya dengan sekali langkah kerja rakel (penyekat cat sablon-rakel) tanpa harus memutar berkali-kali film (pencetak gambar sablon). Untuk memecahkan masalah tersebut perlu beberapa analisa antara lain dengan menghitung laju produksi, yang kemudian dapat mengetahui kapasitas produksi. Setelah jadi selanjutnya menghitung biaya produksi untuk mengetahui berapa biaya per unitnya yang dibutuhkan untuk pembuatan alat cetak sablon Rotary
Table Pneumatic System, kemudian dengan analisa titik impas dengan metode Break Event Point (BEP) kita akan mengetahui titik impasnya. Dari hasil pengukuran dan perhitungan diperoleh Waktu Observasi (Tsu=16,112 menit/unit), (To=85,615 menit/unit), (Tno=8,23 menit/unit), Waktu Normal (Tsu=16,112 menit/unit), (To=85,615 menit/unit), (Tno=8,23 menit/unit), dan Waktu Standart (Tsu=17,89 menit/unit), (To=95,13 menit/unit), (Tno=9,13 menit/unit). Waktu produksi (Tp) = 518,86 menit/batch, maka laju produksi adalah (Rp) = 0,93 unit/hari, Manufacturing Lead Time (MLT) = 46,77 jam/batch. Kapasitas produksi tiap bulannya sebanyak (Pc) = 9 unit/bulan. Dimana Break Event Point (Q)= 0,56 unit/bulan, sedangkan BEP (dalam rupiah) = Rp.5.286.960,- /bulan, maka laba yang diperoleh = Rp 2.340.391,- /bulan dan dari analisa didapatkan Waktu pengembalian modalnya 14 bulan.
Kata kunci : Waktu produksi, kapasitas produksi, biaya tetap, biaya variabel, dan titik impas.
S02-9771 | 977 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain