PERPUSTAKAAN ITATS

  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Pengunjung
  • Masuk Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title

REVITALISASI BENTENG KALIMOOK SEBAGAI MUSEUM SEJARAH DAN BUDAYA MADURA DI SUMENEP (TEMA : ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

FAIQ NUR FIKRI - Nama Orang;

ABSTRAK

Indonesia memiliki peninggalan arsitektur kolonial terbesar di kawasan Asia. Kurang perhatiannya masyarakat terhadap bangunan cagar budaya, membuat beberapa bangunan bersejarah tersebut sudah banyak yang tinggal kenangan akibat hancur dimakan usia ataupun dirusak oleh pemiliknya. Hanya sebagian kecil yang masih terawat dan direvitalisasi sesuai kebutuhan masyarakat saat ini, salah satunya adalah benteng Kalimook yang akan dirubah fungsinya sebagai museum sejarah dan budaya Madura. Proses revitalisasi benteng Kalimook dirancang melalui pendekatan desain arsitektur kontekstual, tujuannya untuk menciptakan harmonisasi antara bangunan lama dengan bangunan yang baru. Proses revitalisasi benteng Kalimook dimulai dari tahap identifikasi pada tapak, studi banding dan program rancangan, sehingga nantinya dapat menghasilkan konsep dasar dan gambar rancangan yang tepat. Makro konsep yang diterapkan adalah post modern kolonial yang memiliki pengertian, bahwa bangunan baru yang dirancang harus mengesankan bentuk bangunan khas kolonial. Transformasi konsep mikro tatanan lahan yang mengalir, dimaksudkan untuk mengarahkan pengunjung agar leluasa memilih wahana yang ditawarkan di dalam museum. Konsep mikro bentuk arsitektur indis dan modern kolonial tersinspirasi dari banyaknya bangunan cagar budaya di sekitar tapak sehingga dapat mendukung keberadaan benteng yang merupakan bangunan lama. Konsep mikro ruang yang fleksibel menghasilkan ruangan yang bisa dirubah secara berkala sesuai dengan tema yang dibuat oleh pengelola museum. Seluruh penerapan makro dan mikro konsep diatas menghasilkan suatu rancangan yang harmoni tanpa merusak wajah visual bangunan benteng Kalimook itu sendiri. Dengan adanya revitalisasi, diharapkan bangunan bersejarah ini dapat memberikan manfaat yang luas dalam bidang ilmu pengetahuan dan perekonomian masyarakat sekitar.

Kata kunci: bangunan cagar budaya, benteng, museum, revitalisasi.


Ketersediaan
S04-3181318Koleksi SkripsiTersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
318
Penerbit
Surabaya : ITATS., 2015
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Museum
revitalisasi
bangunan cagar budaya
benteng
Info Detail Spesifik
NPM: 04.2009.1.02380 - Nilai: B+
Pernyataan Tanggungjawab
Pembimbing: Ir. Broto Wahyono S., MT
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
  • Abstrak
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN ITATS
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan pusat ITATS pada tahun akademik 2003/2004 tercatat memiliki koleksi buku sebanyak 19.165 judul atau 38.043 eksemplar. Koleksi terdiri dari buku teks, referensi, tugas mahasiswa (skripsi, kerja praktik, dan lain-lain), serta terbitan berkala (majalah, surat kabar, dan jurnal ilmiah).

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik