PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN WISATA LEBAH MADU - PANDAAN (TEMA : ARSITEKTUR BERWAWASAN LINGKUNGAN)
ABSTRAK
Pandaan merupakan wilayah dataran tinggi yang berpotensi untuk populasi lebah madu. Belum adanya fasilitas yang memadai serta kurangnya pengetahuan masyarakat Pandaan tentang manfaat madu yang dihasilkan oleh lebah madu. Masalah pada perencanaan dan perancangan taman wisata lebah madu adalah menciptakan wadah/fasilitas wisata yang tidak membosankan. Tujuannya agar dapat mewadahi aktivitas pengunjung, belajar mengenai budidaya lebah madu, serta dapat menghasilkan madu yang asli dan berkualitas. Merancang bangunan yang disesuaikan dengan fungsi, bentuk fasade yang menarik agar pengunjung tidak bosan berada di dalam tapak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kasus lapangan dan kasus literatur sebagai referensi untuk menghasilkan suatu hasil rancangan. Menganalisis data yang sudah didapat dan mengetahui kelebihan, kekurangan dari hasil kasus lapangan dan kasus literatur yang dapat disempurnakan menjadi suatu hasil rancangan yang lebih baik dari sebelumnya. Lokasi tapak berada di kota Pandaan tepatnya di jalan Raya by pass Pandaan Pasuruan, yang mana berada di dataran tinggi dan berpotensi untuk populasi lebah madu. Fasilitas yang terdapat pada taman wisata lebah madu adalah kantor pengelola, penjualan souvenir, masjid, museum lebah madu, pemotretan lukisan lebah, Spa madu, therapi sengat lebah, café/resto, playground, home stay, diklat perlebahan, kelas outdoor, budidaya tanaman, budidaya lebah madu, dan proses pengolahan madu/pengemasan. Tema “Arsitektur berwawasan lingkungan” diaplikasikan dengan banyaknya elemen vegetasi, bangunan yang tanggap iklim dan sunscreen untuk menetralisir sinar matahari yang masuk kedalam bangunan. Konsep makro “rekreatif” diaplikasikan dengan pola sirkulasi yang mengalir, berliku-liku dan terdapat sculpture di masing-masing zona. Mikro konsep tatanan lahan “mengarahkan pengunjung” dapat diaplikasikan pada perbedaan elevasi jalan, yang memiliki fungsi yang berbeda dan desain jalur yang terarah dengan menggunakan elemen lansekap (tanaman). Mikro konsep bentuk “dinamis” diaplikasikan dengan maju mundurnya bidang, permainan unsur garis agar tidak monoton dan pengunjung merasa tidak jenuh melihat tampilan bangunan di taman wisata lebah madu. Mikro konsep ruang “ramah lingkungan” diaplikasikan dengan memaksimalkan cros ventilation dan menggunakan material alami seperti dinding bata ringan, material batu alam, parket sebagai finishing lantai dan pot bunga sebagai pemanis ruangan.
Kata Kunci : Taman, Lebah madu, pandaan, Mikro konsep, dan diaplikasikan.
S04-3351 | 335 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain