PEMODELAN DAN EVALUASI KINERJA LALU LINTAS PADA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA PERSIMPANGAN JL KETEGAN
Simpang 3 tak bersinyal pada Jl. Raya Ketegan selalu mengalami kemacetan yang diakibatkan arus inter
urban dari penyangga Kota Surabaya yaitu Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, selain itu juga
disebabkan karena faktor hambatan dengan lingkungan pemukiman padat penduduk dan industri. Metode
yang digunakan adalah metode survei lapangan untuk mendapatkan data primer di simpang eksisting.
Data lalu lintas diperoleh di dengan survei 3 hari kondisi hari efektif (selasa, rabu, kamis). Kemudian data
diolah menggunakan “Manual Kapasitas Jalan Indonesia” (MKJI 1997). Dari hasil analisis data dapat
diketahui bahwa simpang 3 Jl. Ketegan memiliki nilai Derajat Kejenuhan (DS) 1,185, dengan level of
service atau tingkat pelayanan kinerja simpang adalah (C), peluang antrian yang terjadi antara 57,12% -
185,03% . Alternatif pertama adalah dengan menggunakan APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)
menggunakan 3 Fase dengan total waktu siklus 169 detik. Pendekat lengan timur (T-ST) dengan derajat
kejenuhan sebesar 1,078 dengan presentase penurunan kemacetan sebesar 9% dan termasuk level of
service F dengan Panjang antrian 414 m. Pendekat (T-RT) dengan derajat kejenuhan sebesar 0,879
dengan pesentase penurunan kemacetan sebesar 26% dengan level of service D dan kondisi Panjang
antrian 67,55 m. kemudian pendekat sisi barat dengan derajat kejenuhan 1,064 dengan presentase
penurunan kemacetan sebesar 18% dan panjang antrian 384 m. Pendekat sisi utara dengan derajat
kejenuhan sebesar 0,967 dengan presentase penurunan kemacetan 18% dari kondisi awal dengan level of
service D. Alternatif ke dua menggunakan fly over pada sisi lengan barat dan timur dengan tipe lajur
6/2D (enam lajur dua arah terpisah) dikombinasikan dengan sistem simpang tak bersinyal di bawah fly
over serta pengaturan manajemen lalu lintas dengan dilarang beroperasinya kendaraan berat pada jam
puncak pagi dan sore. untuk analisis kinerja fly over dengan derajat kejenuhan sebesar 0,429 dengan
presentase penurunan kemacetan sebesar 64%, kecepatan 56 km/jam serta level of service D (Surabaya –
Mojokerto), kemudian (Mojokerto – Surabaya) memiliki derajat kejenuhan sebesar 0,591 dengan
presentase penurunan kemacetan mencapai 50% dari kondisi eksisting simpang dengan kecepatan 52
km/jam dengan level of service D.
Kata Kunci = Simpang Tak Bersinyal, Derajat Kejenuhan , Tundaan, Fly Over, Manajemen Lalu
Lintas dan Rekayasa lalu lintas.
S01-7451 | 745 | Koleksi Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain